kegiatanSubag Umum

Membangun Minat Membaca Anak Melalui Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah angkatan 3
Ijah Rochimah

“Orang yang tidak banyak membaca pasti tidak banyak tahu, Orang yang tidak banyak tahu sangat dekat dengan kebodohan. Dan kebodohan akan dekat sekali dengan kemiskinan”. (Helmi Yahya)

Quote di atas jelas mengartikan tentang dimensi pada aktivitas membaca. Meski demikian, budaya membaca khususnya pada siswa dan umumnya pada masyarakat di indonesia masihlah sangat rendah.

Rendahnya budaya membaca ini masih menjadi salah satu masalah pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil Asesmen Nasional (AN) yang menampakan kesenjangan pada kompetensi literasi. Dari data Programme For International Student Assesment (PISA) 2019 menunjukan Indonesia merupakan 10 negara terbawah dengan tingkat literasi yang rendah, yaitu ada di peringkat ke 62 dari 70 negara.

Pemerintah khususnya Kemendikbudristek sesungguhnya telah banyak mengintervensi hal ini melalui Gerakan dan kebijakan yang dikeluarkan. Melihat kembali salah satu gerakan yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di tahun 2016, gerakan ini adalah sebuah upaya dalam merancang siklus literasi agar lebih bermakna dan berkesinambungan
Merdeka Belajar adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kemendikbudristek sebagai upaya membentuk kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan untuk menentukan sendiri cara terbaik dalam pembelajaran. Perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar seharusnya dapat dioptimalkan untuk menjadi sarana yang mendukung semua aktivitas literasi yang ada di sekolah. Namun bila melihat fakta di lapangan, masih banyak sekali perpustakaan yang masih terkendala dengan keterbatasan, seperti gedung perpustakaan yang kurang nyaman bahkan tidak memiliki gedung, sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak tersedianya buku bacaan yang sesuai dan terbarukan, dan kendala ketersediaan buku bacaan baik secara jumlah maupun kesesuain konten buku yang dibutuhkan.

Dilatarbelakangi hal tersebut, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan merdeka belajar episode ke 23 yaitu Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu. Dalam episode ke 23 ini ada tiga pilar yang menjadi fokus yaitu:

  1. Pemilihan dan Perjenjangan Buku
  2. Cetak dan Pendistribusian 15 juta eksemplar buku jenjang pendidkan anak usia dini (PAUDNI) dan Sekolah Dasar (SD), serta
  3. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pemanfaatan buku bacaan bermutu di daerah 3T

Sejalan dengan hal tersebut, BPMP Provinsi DKI Jakarta yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikburistek pada Bulan Juli dan Agustus tahun 2023 menyelenggarakan kegiatan Webinar Series terkait Minat Membaca yang bertajuk, “Membangun Minat Membaca Anak melalui Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah”. Kegiatan ini adalah satu bentuk pengembangan layanan pendidikan yang difokuskan ke buku, minat membaca, dan perpustakaan, serta sebagai bentuk dukungan untuk Merdeka Belajar episode ke 23. Webinar Minat Membaca ini memiliki tujuan untuk mengembangkan kapasitas SDM Perpustakaan, karena sejatinya Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal utama dalam sebuah organisasi termasuk perpustakaan. SDM merupakan motor penggerak dari sebuah sistem. Jika SDM itu memiliki kapasitas, kualitas, dan kreatifitas, maka sangat mungkin sistem dan program akan berjalan.

Kegiatan webinar ini diikuti oleh pegawai BPMP Provinsi DKI Jakarta dan guru yang ditugaskan di perpustakaan jenjang Sekolah Dasar (SD) sejumlah 37 orang peserta. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metoda blended yaitu dua kali jadwal daring 11,12, dan 25 Juli 2023, serta satu kali kegiatan luring/tatap muka pada tanggal 31 Juli 2023 dan 1 agustus 2023 yang dilaksanakan di Hotel Kristal Cilandak Jakarta Selatan. Dalam sambutannya di sesi pembukaan kegiatan, Kasubbag Umum BPMP Provinsi DKI Jakarta (Ibu Rina Harjanti, S.Si, M.Pd) menyampaikan bahwa dalam sesi diskusi peserta dipersilahkan untuk menyampaikan segala kendala dalam pengelolaan perpustakakaan sekolah.

Webinar Minat Membaca ini mencoba memberi kekuatan pada struktur materi yaitu kebijakan, substansi, dan materi pendukung lainya yang disampaikan oleh para narasumber yang mumpuni di bidangnya. Kegiatan ini memiliki output penyusunan proker perpustakaan sekolah yang menjadi tugas mandiri untuk para peserta. Program kerja ini tidak hanya sekedar disusun saja, namun ada sesi reviu juga seleksi dari tim panitia untuk memilih 3 program kerja terbaik dengan kriteria yang telah ditentukan oleh panitia. Hal ini bertujuan untuk memantik semangat tersendiri dalam menyusun program kerja perpustakaan sekolah. Kepala BPMP DKI Jakarta (Moch Salim Somad, S.Kom, M.Pd) dalam sambutan penutupnya menyampaikan bahwa kegiatan ini harus tetap berlanjut setiap tahun mengingat program ini sangat penting untuk menyebarkan dan menguatkan literasi di lingkungan pendidikan, juga masyarakat.

Satu pepatah mengatakan,”Sekeras apapun batu, bila terus terkena tetesan akan pecah juga”. Semoga dengan upaya dan konsistensi semua pihak permasalahan minat membaca akan bergerak sesuai harapan. (ijh)

 

Bagikan ..

alino

Bagikan ..