Artikel

Umpan Balik yang Efektif bagi Siswa
Rahmah Kurniawaty, S.Kom, S.S, M.T

 

Guru adalah orang yang di gugu dan di tiru oleh siswanya.  Sebagai guru zaman now perlu menyadari peran penting dalam memberikan umpan balik kepada siswa, untuk menginstruksikan kemajuan, menginspirasi motivasi dan prestasi siswa. Umpan balik yang efektif membantu siswa belajar dan berkembang, menunjukkan kepada mereka di mana mereka perlu melakukan penyesuaian. Namun umpan balik yang efektif kepada siswa bukan sekadar “bagus!” atau “lebih bersemangat” karena kalimat ini tidak memberi tahu siswa dengan tepat apa yang sudah baik dalam tugas-tugas mereka dan apa yang perlu diperbaiki.   Umpan balik yang tidak terstruktur tidak akan berdampak kepada siswa, malah terkadang berpotensi menurunkan motivasi mereka dalam proses pembelajaran dan menyebabkan mereka tidak lagi membaca atau mempertimbangkan umpan balik selanjutnya karena menganggap umpan balik itu tidak berguna atau bahkan membuat down.

Jadi umpan balik yang efektif adalah informasi tentang kinerja seseorang dalam kaitannya dengan tujuan tugas.   Oleh karena itu, salah satu elemen kunci yang diperlukan dalam memberikan umpan balik kepada siswa adalah fokus pada tujuan. Selain itu, tepat waktu, spesifik, dan profesional adalah elemen lain yang harus dipertimbangkan saat memberikan umpan balik kepada siswa.

Elemen Umpan Balik Efektif

  1. Umpan balik harus terfokus pada tujuan

Tujuan mengacu pada hasil belajar. Dalam memberikan umpan balik kepada siswa, Anda dapat merujuk pada hasil belajar, seberapa baik siswa mencapai hasil tersebut, dan aspek mana yang gagal.  Terkadang umpan balik kepada siswa dapat diajukan sebagai pertanyaan untuk mendorong penilaian diri.  Guru yang secara teratur menarik perhatian siswa pada hasil belajar akan membantu mereka mengingat tujuan, mendorong mereka untuk menilai hasil belajar individu dibandingkan dengan tujuan pembelajaran.

  1. Umpan balik diberikan tepat waktu

Umpan balik yang efektif menunjukkan kepada siswa cara melakukan perubahan selama proses, bukan di akhir proses.   Jika selang waktu terlalu lama, siswa mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk memasukkan umpan balik tersebut ke dalam tugas berikutnya sebelum jatuh tempo dan dengan demikian dapat melakukan kesalahan yang sama lagi.

Sebagai contoh umpan balik yang diberikan selama proses berlangsung, misalnya Anda menilai sebuah paragraf dalam draf esai dan memberi umpan balik  bagian tertentu seperti “tunjukkan mengapa dan bagaimana kaitannya dengan tujuan pembelajaran”.   Dengan umpan balik semacam ini siswa dapat langsung menambahkan detail itu karena dia tahu apa yang dicari gurunya.

  1. Umpan baliknya spesifik

Hindari membuat komentar yang tidak jelas, yang lebih baik adalah berikan detail spesifik tentang apa yang dilakukan siswa dengan baik dan di mana mereka perlu meningkatkan. Misalnya, daripada memberikan umpan balik “Pendapat yang bagus, tapi tidak tersampaikan dengan baik”, ganti dengan “Pendapat kamu sangat bagus di paragraf 3; namun, akan lebih kuat jika kamu menggunakan contoh yang lebih relevan.”   Sebagai guru perlu  memikirkan langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan siswa  untuk memperbaiki pekerjaan mereka dan mengomunikasikannya dengan cara yang jelas dan ringkas.

Umpan balik perlu spesifik ikarena pertama, memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi apa yang perlu diperbaiki agar berhasil.   Kedua, itu memperkuat perilaku positif ketika siswa melakukan sesuatu yang benar. Ketiga, menghindari kebingungan dengan menjadi jelas dan ringkas.  Keempat, itu membuat siswa termotivasi dengan menunjukkan kepada mereka bahwa kemajuan mereka diperhatikan.  Memberikan umpan balik yang tepat dapat membantu siswa menjadi lebih sadar diri akan kekuatan dan kelemahan mereka sehingga mereka dapat tumbuh sebagai individu pembelajar.

  1. Umpan balik diberikan secara profesional

Berikut ini adalah tiga cara melakukan umpan balik yang professional bagi guru, pertama sertakan pernyataan positif dan negatif.   Fokuslah pada aspek positif dari kinerja siswa, serta kelemahan mereka.   Siswa akan melepaskan diri dari proses pembelajaran  jika Anda hanya menunjukkan kesalahan mereka. Jadi, menonjolkan hal-hal positif dapat membantu siswa merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri dalam jangka panjang meskipun mereka masih perlu memperbaiki bidang tertentu dari pekerjaan mereka.

Kedua,  saat memberikan umpan balik, penting untuk berhati-hati dalam penilihan kata karena beberapa frasa mungkin terdengar merendahkan atau menimbulkan perasaan tidak mampu dari siswa yang menerimanya.

Terakhir, akui kemajuan yang dibuat saat itu terjadi; bandingkan karya sebelumnya dengan yang lebih baru dan tunjukkan apa yang telah meningkat dari waktu ke waktu, misalnya, “Kamu sudah benar-benar meningkat! Contoh yang kamu berikan dijelaskan lebih jelas dari sebelumnya”.

Pertimbangan Saat Memberikan Umpan Balik kepada Siswa

Umpan balik yang efektif kepada siswa dapat diberikan dalam beberapa cara, terutama tertulis atau lisan tetapi terlepas dari caranya, kita harus selalu mempertimbangkan perasaan siswa yang menerimanya sehingga dapat membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang   aman dan nyaman yang memungkinkan siswa berkembang.

Umpan balik yang konstruktif untuk siswa juga paling baik diberikan secara pribadi. Sayangnya, guru mungkin pernah mengalami situasi ketika umpan balik publik yang negatif diberikan kepada masing-masing siswa di depan kelas karena sebagian besar guru harus mengelola sekelompok besar siswa sekaligus. Tetapi perasaan siswa harus diperhatikan karena mereka hanya akan belajar dari kesalahan ketika mereka merasa terdorong untuk melakukannya, dan tidak merasa gagal.

Untuk memberikan umpan balik kepada kelompok tanpa mempermalukan siapa pun, disarankan untuk meringkas kesalahan umum yang dilakukan dan meninjaunya di kelas atau Anda masih dapat sharing dan mendiskusikan tugas-tugas yang kurang baik hasilnya  yang pernah dilakukan oleh kakak kelas  dengan menutup nama mereka.

Struktur Umpan Balik

Cara sederhana namun efektif untuk menyusun umpan balik adalah dengan memasukkan apa yang telah berjalan dengan baik, apa yang harus mulai dilakukan, dan apa yang harus dihindari, kita namai dengan Metode Lanjutkan, Mulai dan Hentikan.  Lanjutkan, adalah umpan balik yang mengacu pada aspek positif dari pekerjaan siswa dan karenanya harus terus dilakukan. Misalnya, “Kamu berhasil menjelaskan konsep ini dengan cukup mendalam dan sudah lebih paham  dengan memberikan beberapa contoh yang relevan, terus lakukan seperti ini pada tugas-tugas lainnya!”

Mulai, yaitu dengan memberikan sebuah umpan balik mengenai kualitas tugas yang belum ditunjukkan siswa, dan langkah-langkah praktis yang dapat mereka ambil untuk meningkatkan tugas selanjutnya.  Terakhir, Hentkan,  yaitu memberikan umpan balik kepada siswa tentang aspek tugas yang kurang ideal yang harus dihentikan oleh siswa,  guru juga menambahkan   alasannya karena hal ini  penting agar siswa bisa memahami bagaimana aspek negatif tersebut dapat memengaruhi tugas.   Poin “Mulai” dan “Hentikan” dapat digabungkan dengan baik saat memberikan umpan balik kepada siswa. Misalnya, “Saya melihat waktu saya memberikan pertanyaan, kamu dapat meninjau pertanyaan itu lagi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang diminta dan memberikan contoh yang lebih tepat.   Hal ini menunjukkan kamu sudah paham,  selain itu untuk     contoh yang tidak terlalu relevan kamu bisa mulai untuk  menyoroti kekurangannya.”

Penutup

Sebagai guru, kita perlu mempertimbangkan unsur-unsur umpan balik yang baik saat menulis, atau mengomunikasikannya secara lisan dengan siswa kita. Ketika siswa diberikan umpan balik yang tepat waktu dan spesifik yang disampaikan dengan hormat dengan cara yang terstruktur, mereka didorong untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan mereka sendiri. Memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa dapat menginspirasi mereka untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri serta memberikan penguatan positif agar segala sesuatu dapat berjalan dengan baik.