Stora-24

Tidak memilih pun adalah pilihan

(+): “Tujuan memilih itu apa sih?”

(-): “Mendapatkan yang terbaik.”

                 Sepenggal dialog di atas mungkin mengingatkan kita keberagaman kata-kata bijak tentang pilihan, misal saja, yang paling sering kita dengar adalah ‘Hidup adalah Pilihan’, begitu ya?!. Berarti hidup atau tidak (lagi) hidup kita yang menentukan dong?! Ah… itu cuma sekadar pemaknaan Saya yang cetek. Pastinya kalimat bijak itu menitipkan makna tersirat yang lebih dari yang tersurat.

                Perkara pilih memilih seringnya melibatkan peran pikiran dan perasaan, meskipun ada saja yang melakukan aktivitas ini tanpa pertimbangan, atau mengabaikan peran isi kepala dan rasa hatinya. Ada juga yang memilih karena harus memilih atau tidak memilih karena tidak punya pilihan.

Seni dan Jurus Memilih

Di kehidupan sehari-hari, kita mungkin pernah berhadapan dengan kondisi berikut:

Memilih dengan kesadaran

Jika kita sadar tujuan dari pilihan yang akan kita putuskan, tak lagi perlu jurus khusus untuk mengantarkan kita pada pilihan yang terbaik. Hal tersebut karena kita sudah mengerti apa yang hendak didapatkan dan konsekuensi dari pilihan yang diambil. Misal, ketika hujan rintik di jelang senja dan kita dihadapkan pada pilihan men-cecap es kopi atau teh hangat. Nah, pilihan akan jatuh pada apa yang hendak dicapai, butuh kehangatan atau kesegaran.

Memilih dengan keterpaksaan

Memilih dengan terpaksa memang bagai menelan pil pahit. Tapi tenang Storian, pil pahit itu terkadang obat yang menyembuhkan. Jadi, terpaksa memilih tidak selalu berarti musibah bagi kita. Mari lihat segala sesuatu dari sisi baiknya, itu jurus jitunya. Ketika kita terampil menemukan sisi positif dari berbagai kejadian, kita akan menjadi orang yang tak mudah kecewa jika mengalami situasi yang sulit sekalipun. Yang diperlukan saat terpaksa memilih adalah seni menguntai sabar dan ikhlas, yakin saja kalau pelangi akan muncul setelah hujan.

Memilih untuk tidak memilih

Bagian ini bicara tentang pemilihan yang condong berkait dengan passion. Kita dihadapkan pada serangkaian pilihan, namun semuanya bukan sesuatu yang kita inginkan, tidak mengandung tujuan yang kita harapkan. Nah, Langkah yang paling sering diambil adalah memilih untuk tidak memilih, karena hidup bukan untuk ikut-ikutan, tetapi berpegang teguh pada prinsip yang jadi pedoman.

 

Yuk, berani tentukan pilihanmu! (antiK/ 8 Desember 2021)

 

Bagikan ..

Noor Fatimah

Bagikan ..