Opini

STORA-24 by Anti Kesuma: Wujud Cinta Bukan Kata

Untuk kedua kalinya,

 

Di senyap langit malam yang gelap

Kumenyusuri Nabawi yang masih tetap menawan

Menuntunkan langkah kaki yang sering tersesat

Tersesat pada gemericik riuhnya sibuk manusia

 

Untuk kedua kalinya,

Kutuju satu taman surga dunia

Dimana rindu pada Kekasih-Mu yakin kan tumpah

Ruah, pecah, tak kuasa membuncah…

 

Seperti tanggul yang tak mampu lagi membendung

Seperti tangguh yang tak sanggup lagi menanggung

Kami bersimpuh mengingat cintamu

Memohon syafaatmu, dikumpulkan dalam golongan umatmu

 

Assalamu’alaika Yaa Rasulullah…

             Di bawah kubah hijau yang menjadi icon Mesjid Nabawi di Madinah itulah terdapat Raudhah, tempat yang sangat mulia, di tempat itulah Rasulullah SAW membacakan wahyu dan mengajarkan Islam di depan para sahabat terdekatnya. Raudhah juga diyakini sebagai salah satu tempat mustajabnya doa-doa yang kita panjatkan. Saat di Madinah, Raudhah di dalam Mesjid Nabawi ini menjadi tempat tumpahnya semua rindu dan doa para jama’ah manca negara.

 

Yaa Nabi salam alaika

Yaa Rasul salam alaika

Yaa habib salam alaika

Sholawatullah alaika…

 

              Di renungan diri yang awam, yang gagap, yang masih banyak terbata-bata menjadi seorang muslim, mukmin apalagi muttaqin, Astaghfirullah. Diriku disentil pada kesadaran,  sedekat apakah Allah SWT dalam hidupmu?, secinta apakah kamu pada Muhammad Rasulullah SAW?. Bukti kecintaanmu mestinya ada pada setiap detak jantungmu, tidak hanya di ramainya lisan dan tulisanmu.

              Ada secuil pelajaran yang singgah dalam pikiranku, jika kamu mencintainya tak inginkah kamu mendapatkan cintanya?. Mulailah dengan betul-betul meneladani sifat-sifat mulianya, Muhammad SAW, sifat sidiq, fathonah, amanah dan tabligh. Meneladani ke-empat sifat tersebut sebagai wujud cinta. Kita memang manusia biasa, yang tak mungkin jadi semulia Rasululullah SAW, namun menjadi manusia bukan berarti tak berupaya menuju kemuliaan-kemuliaan yang telah diajarkannya.

 

Meresapi sidiq yang artinya jujur, setidaknya bisa dimulai dengan menjaga integritas diri, di mana seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk berlaku apa adanya sesuai aturan yang berlaku. Tidak berbuat semaunya, seenak pilihannya saja, karena seluruh tugas dan tanggung jawab yang diberikan negara untuk ditunaikan bukan dipilah-pilih macam beli baju lebaran.

 

Merealisasikan fathonah yang artinya cerdas, bisa direlevansikan dengan sikap untuk terus belajar, peka pada kebutuhan pengetahuan dan keterampilan, tidak malas gerak (mager), dan siap move on untuk perubahan dan peningkatan kualitas diri. Come on, di mana ada kemauan belajar, di sanalah jendela wawasan akan terbuka. Perkaya diri dengan kesibukan menaikkan level kompetensi diri. Karena apa?, karena menjadi pandai adalah bentuk cintamu yang sesungguhnya kepada Rasulullah SAW yang sangat cerdas.

 

Menjadi amanah yang artinya dapat dipercaya senafas dengan tuntutan kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), yakni mampu menjaga komitmen, mematuhi perjanjian dan kesepakatan dalam tugas yang telah disetujui bersama. Tidak mencla-mencle dalam sikap, ucapan dan perbuatan, karena dapat mengundang ketidakpercayaan.

 

Melaksanakan tabligh yang memiliki makna menyampaikan, salah satu wujudnya adalah berbagi ilmu, keterampilan, ataupun pengalaman dengan rekan-rekan di lingkungan kerja maupun yang di luar lingkungan kerja. Bukan untuk sebuah ketenaran nama, namun esensinya untuk turut berpartisipasi aktif mempercepat terwujudnya perubahan ataupun peningkatan kualitas suatu kinerja.

 

Tidak berhenti di teladan ke-empat sifat mulia di atas, menjadi manusia bahagia juga sangat mungkin dibentuk dari empat kebiasaan baik berikut ini:

 

Jika menolong orang lain dilakukan dengan setulus hati, karena apa yang dari hati akan menyentuh hati;

Jika menerima permohonan maaf tidak basa-basi, karena basa-basi tak pernah sukses mengikat silaturahmi;

Senang memberi yang disukai orang lain, karena apa yang membuat orang lain suka Insyaa Allah mendatangkan kesukaan Allah kepada kita; dan

Tetap tenang menyikapi kedengkian, karena Allah bersama orang-orang yang khusyuk dan sabar.

 

Semoga Ramadanmu selalu menjadi pengungkit kebaikan-kebaikanmu, Aamiinn…

 

(antiK/ 27 April 2022)

Bagikan ..

Noor Fatimah

Bagikan ..