STORA-24 by Anti Kesuma : “Siapa sih saya…?!”
Sering dengar dong, orang suka bilang: “siapa sih saya?” atau “siapa sih kamu?, penting apa?”. Atau “siapa sih dia?, berbicara jumawa serasa yang punya negara, yang lain cuma ngontrak” …
Tidak jarang di dalam obrolan terlontar ungkapan-ungkapan itu, kalimat berintonasi tanya tapi bukan betul bertanya, lebih cenderung mempertanyakan. Kita kupas sedikit yuk tentang lontaran “siapa sih saya?”.
Storian, setidaknya ada dua makna yang terkandung dalam ungkapan “siapa sih saya?”. Yang satu sebagai bentuk ekspresi kurang percaya diri, dan satu lagi pura-pura merendah. Baik yang pertama ataupun kedua, sama-sama bentuk perasaan negatif. Dalam konteks ini kurang percaya diri sama dengan minder, sedangkan pura-pura merendah yang dekat dengan munafik. Yang namanya sifat negatif tetap saja toxic. Toxic itu racun, bikin penyakit, akan lebih sehat jika dihindari.
Kurang Percaya Diri
Ketika seseorang diapresiasi atas kompetensinya, kecakapannya, ataupun keterampilannya yang beyond of average, dan orang-orang di sekelilingnya merasa ia pantas untuk diangkat jadi ketua regu misalnya, namun ia merasa itu tidak seberapa, bukan apa-apa, atau tidak istimewa, seringkali terlontar ungkapan “Apaan sih, siapa lah saya… kok dijadiin ketua” Bla… bla… bla…
Pura-Pura Merendah
Sebaliknya, mereka yang pura-pura merendah kebanyakan adalah mereka yang dari dalam diri ingin terpandang tetapi kenyataannya belum juga dipandang. Mereka berupaya memposisikan diri untuk terlihat sebagai yang terbaik, tetapi ketika diapresiasi seolah-olah merasa diri tak berarti, “Ah siapa sih saya…”.
Teman Stora, percaya deh, kurang percaya diri dan kelewat bercaya diri keduanya perasaan yang tidak proporsional. Ajaklah diri kita untuk bersikap wajar saja, tidak dikurang-kurangi juga tidak dilebihi. Berani jujur, tulus apa adanya, dan tak lekas besar kepala. Lebih bagus besar upaya.
Ada tiga tips untuk merawat hati agar tak terjerumus minder atau terpancing munafik. Pertama, luruskan niat, karena segala sesuatu bergantung pada niatnya; Kedua, bersungguh-sungguh dalam berupaya, karena kesungguhan menuntun ke pintu keberhasilan. Dan terakhir, lakukan hal pertama dan kedua bukan karena orang lain tetapi karena bentuk syukur kepada Tuhan YME. Sehingga kalau kamu berhasil, tidak perlu salting jika dipuji, atau jadi munafik dengan pura-pura rendah diri. Bersyukurlah.
Yuk, pelihara mindset optimis dengan membesarkan pikiran-pikiran positif. Menjadi diri sendiri sebagai terbaiknya kita, yang tidak sibuk dengan pengakuan orang-orang. Ingat saja, bahwa yang menyukai kita tak perlu penjelasan kita, dan yang tidak menyukai kita tidak peduli penjelasan kita. Jadi jangan buang-buang waktu dan tenaga, untuk hidup banyak penjelasan daripada karya.
You are something when you do much things, and you are nothing when you don’t know everything, ini secuplik kalimat booster or self reminder. Stora, kalau kalimat kamu kayak gimana?
Masih mau bilang lagi: “Siapa sih saya?!” Anda itu adalah apa yang Anda ucapkan, dan apa yang Anda usahakan. Begitu aja simple-nya. So, stop for being insecure or over confident. Just be genuine of you. (antiK/ 9 Februari 2022)