Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kerjasama Penjaminan Mutu Pendidikankegiatan

Seminar Praktik Baik Pengembangan Budaya Mutu Sekolah Tahun 2018

Budaya mutu sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, jujur, optimis, berani, terampil, berperilaku kooperatif, ulet, disiplin, beretos kerja yang tinggi, pandai menangkap peluang. Untuk mewujudkan budaya mutu di sekolah-sekolah di provinsi DKI Jakarta, LPMP DKI Jakarta ikut berperan serta melalui program Pengembangan Budaya Mutu Sekolah. Rangkaian program ini diawali dengan workshop pendampingan Pengembangan Budaya Mutu Sekolah yang melibatkan 15 sekolah inti dan 45 sekolah imbas. Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan ke sekolah inti yang berlangsung dari bulan September hingga awal November 2018. Sebagai rangkaian terakhir kegiatan pengembangan budaya mutu adalah seminar praktik baik pengembangan budaya mutu sekolah yang dipaparkan oleh 15 sekolah. Kegiatan ini sangat diperlukan untuk memperkaya dan mengimbaskan hasil pendampingan  dalam bentuk tulisan praktik baik sehingga dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh semua sekolah.

Seminar yang berlangsung di gedung aula Mitra Nusantara LPMP DKI Jakarta pada hari Jumat, 16 November 2018 ini diikuti oleh 210 orang yang melibatkan unsur suku dinas pendidikan provinsi DKI Jakarta, pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru.  Pada saat pembukaan, sambutan disampaikan oleh Kepala LPMP DKI Jakarta, Surya Fitri Nurulhuda, S.E., M.Si. dilanjutkan oleh Kabid SD dan PKLK Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Drs. Didih Hartaya, M.Pd. Setelah itu Kasubdit Kurikulum Direktorat Pembinaan SD Kemdikbud, Dr. Eko Warisdiono berkesempatan memberikan pengarahan sekaligus membuka secara resmi kegiatan seminar.  Yang menarik di acara ini adalah adanya persembahan Gambang Kromong yang ditampilkan oleh siswa siswi salah satu sekolah inti yaitu SDN Pondok Pinang 10 Jakarta serta pertunjukan Pencak Silat Pamur, yang merupakan binaan LPMP DKI Jakarta.

Paparan praktik baik berlangsung dalam 3 sesi dimana setiap sesi diisi dengan paparan dari 5 sekolah. Bertindak sebagai pembahas paparan praktik baik ini adalah Drs. Martadi, M.Sn, Drs. Didih Hartaya, M.Pd. dan Hj. Suryani, M.Pd.

Pada sesi 1, paparan disampaikan oleh SDN Semper Timur 07 (berjudul Bersih, Indah, Sehat, Aman, Berkarakter, Berliterasi, Berinovasi dan Berprestasi), SDIT Almaka (Budaya literasi perpustakaan), SDN Menteng 02 (Budaya literasi berbasis kelas dan bernuansa religi dan kiat menggaet partisipasi stakeholders), SDN Pulau Panggang 02 Pagi (Benchmarking unik mengangkat karakteristik lokal kepulauan, fish school), dan SDN Cipinang Muara 05 (Perkusi memanfaatkan bahan bekas, dampak terhadap perilaku, prestasi anak).

Sesi 2, paparan dari SD Global Islamic School (Kegiatan untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, Komunikasi Generasi Abad 21), SD Al Azhar 8 Kembangan (MBS: optimasi partisipasi orangtua, kiat untuk membuat orangtua sadar dan mendukung penuh ke sekolah), SDN Ujung Menteng 01 (memiliki cukup banyak program inovasi, yang menonjol adalah budaya GATP–prestasi sekolah), SDN Menteng 03 (Pengembangan Diri Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler KARBA/Karate, Basket, Angklung, SD yang historikal, cagar budaya dan dapat dijadikan benchmarking), dan SDN WIJAYA KUSUMA 02 Pagi (SD ini tidak terlalu besar tapi optimal dengan kekuatan Sekolah Adiwiyata: bank sampah, taman lalulintas, memiliki banyak kegiatan).

Sesi 3 diisi oleh SDN Rawamangun 12 Pagi (Pionir Aplikasi Pembelajaran Tematik), SDN Pesanggrahan 10 (Meraih mutu mulai dari Kantin Sekolah untuk mengantisipasi pengaruh narkoba), SDN Pondok Pinang 10 (Gambang Kromong sebagai medium menumbuhkan karakter),  SDN Menteng 01 (MBS dengan menguatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung program sekolah), dan SD Al Azhar 1 (Inovasi pembelajaran berbasis ICT untuk menumbuhkan ketrampilan Abad 21).

Dengan diselenggarakannya seminar ini diharapkan dapat menyebarluaskan praktik baik pengembangan budaya mutu sekolah, meliputi praktik baik Pembelajaran, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Ekstrakurikuler, yang telah dilakukan oleh sekolah. Disamping itu juga mewujudkan sekolah dasar yang memiliki budaya mutu agar menjadi benchmark (patok duga) bagi sekolah lain untuk percepatan peningkatan mutu pendidikan di Provinsi DKI Jakarta.

Bagikan ..

Eyoni Maisa

Bagikan ..