Artikel

PJJ yang Menantang dan Menyenangkan untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Jepang
Endah Wijayanti, Guru Bahasa Jepang SMAN 77 Jakarta

Dengan meluasnya wabah virus corona, mulai 14 Maret 2020 diberlakukan kebijakan  pemerintah DKI Jakarta pada sekolah-sekolah, yaitu dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Semua siswa  belajar di rumah, menggunakan pembelajaran  secara online.

Atas kesepakatan bersama, SMAN 77 Jakarta memutuskan menggunakan aplikasi moodle.  Diawali dengan rapat,  selanjutnya guru-guru duduk bersama untuk belajar menggunakan aplikasi tersebut. Seperti yang disepakati, guru mengajar sesuai dengan jam mengajarnya seperti biasa.

Fungsi wali kelas dalam Pembelajaran Jarak Jauh, sangat dibutuhkan. Tiap hari Senin, dengan durasi 1 jam pada jam pertama, wali kelas membina siswa. Tiap wali kelas sudah mempunyai grup WA/Line dengan siswa. Dengan demikian hubungan antara wali kelas dan siswa menjadi mudah. Kegiatan pembinaan juga dilakukan melalui WA/Line yang biasa digunakan. Saat ada informasi dari guru bidang studi tentang siswa yang belum hadir atau belum mengerjakan tugas, wali kelas segera mencari informasi.  Kehadiran siswa  setiap hari selalu didata melalui form absensi siswa. Form Absensi online  siswa yang sudah dibuat, selalu diisi oleh guru yang mengajar. Dalam sehari absensi siswa bisa berbeda-beda. Ada kalanya siswa tidak hadir pada jam pertama dan kedua, tapi pada jam berikutnya dia hadir dan mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam hal ini peranan wali kelas mencari tahu kenapa siswa tersebut tidak hadir.

Guru harus menyiapkan pembelajaran  sebelum mulai masuk pelajaran, kemudian menugaskan atau memberi materi, juga meng-absen siswa. Penilaian pada soal pilihan ganda, sudah langsung bisa dilihat di aplikasi moodle setelah siswa mengerjakan.Tapi untuk soal uraian, harus diperiksa oleh guru.

Pada aplikasi moodle, sudah tersedia penyimpanan untuk materi, soal dan lain-lain. Namun belum ada sarana untuk bertatap muka.  Tambahan aplikasi yang digunakan pada pelajaran bahasa Jepang adalah zoom meeting. Pada pelajaran bahasa Jepang, guru juga berdiskusi dengan siswa melalui grup WA/Line. Aplikasi google classroom belum digunakan pada Pembelajaran Jarak Jauh, khawatir siswa bingung karena terlalu banyak aplikasi.  Tapi dengan aplikasi moodle, dibantu WA dan zoom meeting sudah cukup membuat pembelajaran jadi menarik. Ini semua memang tergantung bagaimana guru mengolah kelas.

Bahasa Jepang dipelajari oleh semua siswa kelas XI IPA dan XI IPS. Tulisan hiragana dan katakana sepertinya  menjadi bagian tersulit bagi pembelajar bahasa Jepang. Banyaknya mata pelajaran yang didapat, membuat siswa  mengalami kesulitan  konsentrasi menghapal tulisan tersebut. Apalagi pada saat-saat Pembelajaran Jarak Jauh seperti ini. Guru harus mencari cara agar siswa bisa berdialog dalam bahasa Jepang, juga tertarik melihat dan menulis huruf Jepang. Dalam setiap pembelajaran diselipkan pembentukan karakter pada diri siswa. Misalnya, disiplin kapan saatnya harus  mengerjakan tugas yang diberikan, tepat waktu saat mengirim, dan mengerjakan tugas. Selain itu bersikap jujur dalam mengerjakan tugasnya sendiri dengan pantauan jarak jauh, bekerja sama dengan orang tua di rumah.

Langkah pertama  dalam pembelajaran bahasa Jepang  di kelas online adalah memberi  materi yang sudah dimasukkan dalam lesson di moodle.

   

Pendahuluan  dimulai dengan menanyakan kondisi kesehatan, berdiskusi seputar materi yang akan diajarkan melalui grup WA atau dengan zoom meeting. Siswa diajak berkomunikasi agar terjadi kedekatan dan rasa nyaman.  Kemudian memberi instruksi untuk  membaca materi, agar siswa mendapatkan penjelasan tentang pelajaran. Secara tidak langsung siswa melakukan literasi.

Selanjutnya dalam kegiatan inti, siswa diberi semangat untuk mulai berlatih.  Pada pertemuan pertama,  guru menugaskan siswa menyimak video, kemudian menulis jawaban yang ditanyakan berkenaan dengan video tersebut di tempat yang disediakan. Siswa bisa membandingkan budaya Jepang dan Indonesia dengan bercerita tentang isi video yang ditayangkan. Siswa juga bisa menulis kosakata bahkan kalimat yang diucapkan tokoh. Dengan melihat video, siswa bisa memperhatikan karakter masyarakat  Jepang yang  terbiasa tertib, disiplin, menjaga kebersihan dan lain-lain. (youtube video Erin  https://www.erin.ne.jp/id/lesson04/letssee/index.html  ).

Dalam kegiatan inti  pada pertemuan kedua, siswa sudah bisa menyusun kalimat dalam bahasa Jepang dengan mengirim tugas pada tema ‘Berbelanja’. Siswa berpikir tentang apa saja yang sudah dibeli dan apa yang diinginkan pada saat  terjadi wabah corona  ini. Siswa bebas berekspresi dengan apa yang mereka inginkan.

Pada kegiatan inti pertemuan ketiga, siswa membuat power point untuk presentasi. Mereka berlatih mengucapkan kalimat dalam bahasa Jepang, lalu  menyusun kalimat sederhana dengan susunan pola kalimat yang sudah dipelajari kemudian mengucapkannya. Video presentasi itu dikirim ke WA guru. Siswa bisa dengan leluasa melakukannya di rumah, juga mengulangnya bila ada yang  perlu diperbaiki. Dengan berlatih terus menerus, siswa bisa menguasai  pengucapan dan pelafalan bahasa Jepang. Dilanjutkan  pada kegiatan berikutnya,  siswa   diminta mengeluarkan suatu ide atau pikiran/gagasan atau khayalan membuat/menciptakan sesuatu berkenaan dengan materi, dalam bahasa Indonesia. Mereka boleh bebas mengeluarkan idenya. Guru mendengarkan dan menyemangati. Komunikasi ini dilakukan menggunakan zoom meeting.

Pada kegiatan inti pertemuan selanjutnya, temanya tentang kondisi kesehatan dengan sub tema 1 : Mengenal Wabah Virus Corona.  Siswa diminta membuat poster, juga komik tentang penanggulangan virus corona, yang berisi himbauan.  Dengan membuat poster, mereka bisa kreatif dan inovatif. Poster digital ini juga bisa menggiring mereka menghapal tulisan Jepang  yang sudah ada di aplikasi yang terdapat pada semua handphone siswa. Mereka bisa membuat poster sesuai dengan  apa yang diinginkan. Dengan membuat komik digital, memacu mereka untuk membuat karya komik yang menarik.

    

Kegiatan inti pada pertemuan berikutnya, siswa diminta mempresentasikan karyanya dalam bahasa Jepang melalui video yang dikirim. Dengan kegiatan presentasi, siswa mampu berbicara,  menambah rasa percaya diri, terkoneksi dengan  kemampuan bersikap dan perilaku yang baik.

Kegiatan  penutup pada  tiap  pembelajaran    dilakukan dengan diskusi santai tentang  materi yang sudah diajarkan. Dengan adanya komunikasi diakhir kegiatan, siswa bisa menyimpulkan dan menghasilkan pemikiran baru. Berikutnya  dilakukan quiz tanya jawab, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Selain itu dilakukan juga testomoni tentang pembelajaran pada beberapa siswa perwakilan kelas secara acak.

Agar tidak bosan, Pembelajaran Jarak jauh dilakukan dengan berbagai model. Guru akan terus mencari solusi pembelajaran lain yang lebih menantang tapi menyenangkan.  Semua kegiatan yang berlangsung pada Pembelajaran Jarak Jauh ini  ditulis, dilihat lagi apakah ada kekurangan maupun kelebihannya.  Sebaik-baiknya yang kita lakukan akan lebih baik bila ditulis dan bisa dibaca sehingga bisa bermanfaat bagi penulis maupun pembacanya.

Endah Wijayanti, yang lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni telah menyelesaikan S1 Sastra Jepang, mengikuti pendidikan S1 Ilmu Administrasi Niaga, kemudian melanjutkan  S2, Magister Manajemen.  Saat menjadi mahasiswa di UI, sempat mendapatkan beasiswa pendidikan di Hachioji, Tokyo. Sebelum menjadi PNS DKI Jakarta, sebagai sekretaris pada perusahaan Jepang. Beberapa kali lolos seleksi ke Jepang, dan Thailand. Mengikuti kegiatan penyusunan beberapa buku bahan ajar Bahasa Jepang  yang dinaungi oleh The Japan Foundation, juga pembuatan Modul Bahasa Jepang. Selain itu  sudah menulis cerpen dan puisi. Ada lebih dari 10 buku yang sudah dihasilkan.  (Hp: 085890312179, email: endahwijayantii21@gmail.com)

Bagikan ..

Eyoni Maisa

Bagikan ..