Artikel

Pembelajaran Bermakna dan Menyenangkan di Masa Corona
Mita Hidayanti, S.Pd., Guru SDN Klender 14 Pagi

14 Maret 2020, dua hari menjelang pelaksanaan Try Out ke-empat, Pemerintah DKI Jakarta menyatakan siswa harus belajar di rumah. Pembelajaran dilaksanakan secara online, dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak jauh (PJJ). Surat edaran pertama mengenai pelaksanaan home learning atau PJJ, menyatakan PJJ dilakukan hanya sampai tanggal 29 Maret 2020.

Kelas 6 di sekolah kami memiliki dua rombongan belajar, yaitu 6A dan 6B. Saya wali kelas 6A, sedangkan 6B ada Ibu Ismi sebagai wali kelas. Kami berdua berdiskusi mengenai rencana pembelajaran jarak jauh yang akan kami laksanakan. Kami ingin siswa tetap siap mengikuti ujian saat masuk kembali. Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk menggunakan quizizz dan google form dalam memberikan tugas secara daring kepada siswa. Alasan kami, karena siswa dan orang tua kelas enam sudah terbiasa menggunakan kedua aplikasi tersebut. Sejak semester satu, kami sudah sering menggunakan quizizz dalam pengerjaan soal-soal latihan di sekolah ataupun di rumah. Begitu juga dengan google form, sekolah sering menggunakannya dalam pengisian data KJP atau data siswa.

Sejak 16 Maret 2020, ritme mengajar kami berubah. Menjelang pukul 06.30, kelas dibuka dengan ucapan penyemangat dan mengingatkan siswa untuk bersiap. Pukul 06.30 hingga pukul 07.30, kami memberikan kesempatan untuk absensi di WAG. Pukul 07.30, pemberian materi melalui voice note sekaligus meminta siswa membaca buku sesuai arahan. Pukul 08.30, biasanya akan diisi dengan sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab ini semacam kuis, guru memberikan pertanyaan di WAG, siswa berebut menjawab. Lima penjawab tercepat mendapatkan point tambahan. Setiap hari kami lontarkan sebanyak 5 hingga 10 soal. Sesi selanjutnya adalah mempersilakan siswa bertanya jika ada yang belum jelas. Jika materi hari itu telah tuntas, kami memberikan soal melalui quizizz atau google form. Menyikapi ada siswa yang gawainya dibawa orang tua bekerja, maka kami memberikan waktu mengerjakan hingga malam hari.

Minggu kedua pelaksanaan PJJ, kami mendapatkan info bahwa PJJ diperpanjang hingga 5 April 2020. Tak hanya itu, kami juga mendapatkan info tidak ada ujian kelulusan. MasyaAllah, efek corona luar biasa. Menyikapi hal tersebut saya dan Ibu Ismi berkoordinasi kembali mengenai rencana pembelajaran jarak jauh. Kami mulai berpikir kembali terutama setelah mendapatkan kabar bahwa perekonomian beberapa orang tua siswa mulai goyah. Hal itu dikarenakan mereka rata-rata pekerja harian.

Hasil diskusi kedua, kami memutuskan untuk lebih menvariasikan pembelajaran. Kami ingin siswa kami tetap mendapatkan pembelajaran yang bermakna namun menyenangkan. Kami olah perencanaan agar tidak membutuhkan kuota terlalu banyak, tidak membuat siswa keluar rumah untuk membeli sesuatu dan harus menyenangkan. Maka, ritme pembelajaran jarak jauh kami pun sedikit berubah mengikuti variasi yang ada.

Kami  tetap menggunakan quizizz dan google form sesekali. Namun, lebih menekankan kepada praktek. Beberapa praktek yang dibuat siswa antara lain membuat gambar batik Betawi, membuat poster mencegah penyebaran Covid-19, membuat komik mengenai Covid-19. Kami tak lagi fokus hanya mengejar materi. Kami ingin siswa tetap semangat dan selalu sehat. Edukasi dan informasi mengenai Covid 19 kami giatkan. Semua karya harus mereka sosialisasikan kepada keluarga. Tak lupa hasil karya difoto dan dikirimkan ke guru untuk dinilai.

Selain pembelajaran yang berkaitan dengan Covid-19, kami juga memberikan pembelajaran yang mencakup kecakapan hidup. Beberapa pembelajaran tersebut antara lain membuat sabun cair dari sabun batang, memasak makanan bergizi, membuat telur asin dengan cara mudah dan lainnya.

Beberapa pembelajaran yang berkaitan dengan kecakapan hidup kami tujukan agar berguna di masa darurat. Misalnya membuat sabun cair dari sabun batang. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara mematikan virus Covid19. Sabun batang memiliki harga lebih murah dari sabun cair, tetapi sabun cair lebih mudah digunakan dan terjaga kebersihannya. Dari satu buah sabun batang, bisa dibuat 600ml – 700ml sabun cair. Hal tersebut tentu menghemat pengeluaran. Tak hanya itu, sabun cair yang sudah dibuat dan air bersih bisa diletakkan di depan rumah, agar orang lewat bisa mencuci tangan. Hemat, bermanfaat dan berpahala.

Mendengar masa darurat Covid-19 ada kemungkinan diperpanjang kembali, kami siap memberikan PJJ yang terencana, bermakna dan menyenangkan kepada siswa.

Mita Hidayanti, S.Pd., berprofesi sebagai guru di SDN Klender 14 Pagi. Tulisannya bisa dilihat dibeberapa buku antalogi cerita anak, kisah inspiratif dan kumpulan puisi. Penulis bisa disapa di FB Mita Hidayanti atau IG @mita.hidayanti.

 

 

 

 

Bagikan ..

Eyoni Maisa

Bagikan ..