Mengenal Tahapan Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini
Ijah Rochimah Boru Sagala, S.Pd
Dalam beberapa ajang kompetisi menulis, khususnya ‘Kompetisi Menulis Anak’ kita bisa melihat atau membaca sepintas tulisan para peserta yang berbakat itu, dan pastinya akan terbersit rasa kagum saat membaca tulisan mereka, dengan kata-kata yang mengalir ringan dan celoteh polos dari coretan tangan mereka. Sepertinya begitu mudah saja bagi para penulis kecil itu menumpahkan ide-ide dalam untaian kalimat yang sederhana namun indah. Hal ini terjadi kalau kita sedang bercerita tentang satu kelompok penulis kecil yang tengah semangat berkarya.
Namun, ada kalanya di luar sana tak hanya anak kecil, bahkan usia dewasa pun dalam menulis sangat mebutuhkan perjuangan, terutama untuk memunculkan ide ataupun topik tulisan ternyata bukanlah hal yang mudah. Bisa jadi dalam waktu berjam-jam satu kalimat pun belum muncul di dalam benak, sehingga tidak ada tertuang dalam tulisan. Dari sini timbul satu pertanyaan, jika memang menulis itu bukanlah hobi tetapi satu keterampilan, bagaimanakah strategi untuk membangun dan mengasah keterampilan tersebut?, terutama untuk membangun ketertarikan menulis dan membaca di usia dini.
Menelaah tentang keterampilan menulis pada anak tentunya tidak lepas dari kebiasaan membaca, karena di dalam sebuah tulisan ada unsur ide, wawasan, kosa kata, tanda baca, pola kalimat, dan hal lainnya sehingga rangkaian kata itu dapat menjadi satu kalimat bermakna. Semua unsur itu salah satunya diperoleh dari aktifitas membaca. Untuk membangun dan mengasah keterampilan menulis pada anak melalui membaca, ada baiknya kita mengetahui kemampuan dasar membaca pada anak berdasarkan tingkatannya
Kemampuan membaca pada anak usia dini memiliki tahapan tahapan tertentu. Hal ini cukup penting untuk diketahui, karena di usia awal 0 s.d 6 tahun seringkali diistilahkan usia emas atau golden age. Masa golden age pada anak adalah fase terbaik di mana pertumbuhan fisik & memorinya tengah berkembang pesat. Bila dalam fase golden age ini dapat terkawal dengan baik, kemampuan membaca seorang anak akan terbangun optimal, dan ini akan sangat mendukung proses belajar anak tersebut. Pada fase ini anak akan memahami aturan bahasa lebih baik, kosa kata yang bertambah, di samping itu anak juga dapat menggunakan bahasa bukan hanya untuk berkomunikasi tentang dirinya sendiri tetapi juga untuk mendengarkan perasaan dan pandangan orang lain.
Ada 5 Tahapan Perkembangan Membaca Anak Usia Dini yaitu (1) Tahapan Magical Stage/tahap berfantasi, (2) Self Concept Stage, (3) Bridging Reading Stage /tahap membaca gambar, (4) Take Of Reader Stage /tahap pengenalan bacaan, dan (5) Independensi Reader Stages
https://www.paud.id/5-tahapan-perkembangan-membaca-anak/
Penjelasan tentang tahapan tahapan sebagai berikut;
- Tahapan Magical Stage
Pada tahap ini anak mulai bersentuhan dengan buku, orang tua yang memperkenalkan buku melalui cara ini adalah bentuk dukungan awal yang sesungguhnya sangat berarti. Anak akan mulai berpikir bahwa buku itu penting, anak akan melihat atau membolak-balikan buku tersebut, bahkan terkadang anak akan membawa buku tersebut kemanapun dia pergi.
- Self Concept Stage
Anak akan memaknai sebuah buku yang dimilikinya, ia akan memandang dirinya sebagai seorang pembaca, dan akan melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca. Di tahap ini pun dia akan memaknai gambar-gambar dalam buku tersebut, atau membahasakan kembali buku tersebut dan tidak berpaku pada tulisan.
- Bridging Reading Stage
Di tahap ini anak sudah mulai memahami yang tergambar juga seperti mengenal abjad, dan sudah dapat menemukan kata yang dia kenal, di fase ini biasanya anak sudah dapat mengulang kembali cerita yang tertulis.
- Take Off Reader (Tahap Pengenalan Bacaan)
Ditahap ini anak sudah tertarik dengan bacaan, dan mulai merespon rambu rambu, tanda-tanda yang terbaca oleh anak di lingkungannya, seperti papan iklan dan lain lain.
- Independensi Reader Stages
Di tahap ini anak sudah memiliki wawasan tentang apa yang ia baca, ia dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda dengan bebas. Dia sudah dapat memahami isi dan alur sederhana dalam buku tersebut.
Setelah mengenal lima tahapan dalam kemampuan membaca pada anak usia dini, dapat kita simpulkan bahwa kemampuan ini dapat dilatih dan dibangun. Di sini peran lingkungan keluarga sangat dibutuhkan. Mengingat keluarga adalah lingkungan belajar pertama untuk anak, di mana untuk pertama kalinya seorang anak mendapatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan dasar. Dalam hal ini peranan keluarga sangat penting untuk membangun budaya yang positif, prilaku yang baik juga ketertarikan akan aktifitas membaca. Tiga intisari singkat dalam membangun kebiasaan membaca anak di lingkungan keluarga di antaranya adalah: (a) Orang tua/ keluarga sebagai role model, dapat diartikan mencontohkan kebiasaan membaca di depan anak, (b) Memfasilitasi anak akan bahan bacaan, seperti menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan atau membawa mereka ke taman bacaan atau perpustakaan, (c) Menstimulus anak sesuai dengan usianya, seperti mengajak anak untuk bermain tebak, atau mengikutsertakan anak dalam ajang lomba yang berkaitan dengan membaca dan menulis.
Mari kita budayakan gembira membaca
Salam Literasi