Artikel

Memetakan Bakat dan Kreatifitas Saat PJJ
Efrie Leistarie, guru SDN Tebet Timur 17 Pagi

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat semua aktivitas belajar mengajar tatap muka beralih semua. Tak ada lagi berjabat salam, berdiskusi, pratikum secara langsung dan mengikuti arahan dari pemerintah untuk tetap belajar dan bekerja di rumah saja. Di pekan ketiga, kami pun mulai merasakan kejenuhan. Sebenarnya rasa jenuh kami bukan pada adanya tugas. Melainkan karena ketidakberdayaan kami untuk dapat bertemu di kelas. “Bu, kapan kita bisa belajar lagi di kelas?”, tanya mereka.

Untuk menghindari kejenuhan, saya mencoba untuk mengajak diskusi dengan orang tua dan anak didik di grup Whatsapp. Diskusi ringan mengenai tugas apa saja yang memang bisa membuat mereka selalu bahagia dan mudah. Ternyata beberapa pilihan metode yang diharapkan adalah bermain peran di rumah, membuat prakarya dari bahan yang ada, membaca artikel lalu merangkum, membuat video, menyanyi, bercerita lewat gambar dan teka teki silang yang paling banyak disukai.

Tepatnya, Jumat 28 Maret 2020. Saya mengajak anak didik kelas 4 untuk berkreatifitas dalam bermain peran untuk dijadikan video edukasi Melawan Corona. Anak didik sangat antusias melakukan kegiatan tersebut. Proses pengerjaan saya arahan terlebih dahulu dengan memberikan langkah-langkah dan tujuan pembelajaran. Ada 15 kegiatan yang dapat menjadi 10 pilihan dalam melawan Corona. Semua dilakukan dengan tindakan.

Sebelum mereka membuat video edukasi, ada pembiasaan Jumat yang harus mereka lakukan. Pembiasaan Jumat ini sebagai kegiatan pembentukan karekater religius yang telah biasa dilakukan di sekolah tiap pagi. Foto dan video pembiasan Jumat pun silih berganti masuk ke gawai saya. Wajah teduh mereka membuat saya bertambah rindu untuk bermain dan belajar di sekolah. Pembiasaan dilakukan sesuai dengan agama dan kepercayaan. Siswa beragama muslim membaca surat pendek di juz 30. Sedangkan siswa Nasrani membaca rangkaian lagu rohani, membaca Alkitab dan Doa penutup.

Setelah melakukan pembiasaan rohani, PJJ mandiri mulai dilakukan oleh siswa. Tak sampai dua jam, video mulai masuk. Saya tak mengira. Video edukasi  mereka sangat bagus.  Saya dan anak didik memiliki sebuah grup bersama. Saling tukar informasi untuk memudahkan tugas kami. Ada salah satu siswa menyarankan untuk menggunakan sebuah aplikasi edit video yang mudah. Benar saja, setelah kami mengunggah aplikasi edit video tersebut menjadi lebih cepat dan mudah.

Berbagai macam video masuk ke gawai saya. Mereka menunjukkan bakat dan talenta yang dimiliki. Selain cerdas dalam memilih aplikasi edit foto, isi video pun tak kalah menarik. Ada yang melibatkan keluarga untuk masuk berperan dalam video. Dibubuhi percakapan dan kegiatan bersama adik, kakek, mama dan papa. Lalu ada yang menggunakan konsep story telling. Konsep yang memadukan bakat talenta mendongeng dengan berbahasa Inggris. Ada juga yang memadukan konsep memasak sesuai dengan kegemaran. Kreativitas menggabungkan potongan video bak seperti seorang editor film dilakukan tanpa bantuan orang tua. Dan keberanian di depan kamera handphone untuk menyampaikan kalimat tanpa alpa.

Bagi kami, kegiatan PJJ bukan berarti hanya mengerjakan tugas menyelesaikan soal latihan dalam jumlah yang banyak. Kami mencoba mengisi PJJ ini untuk lebih mengasah kreativitas dan kepekaan anak didik terhadap tanggap musibah. Mengajak peran siswa dalam peduli kesehatan diri dan lingkungan. Tanggapan positif dari orang tua pun disampaikan. Karena dengan memilih konsep metode yang tepat, PJJ tidak terasa bosan. Anak didik menjadi lebih merasakan pembelajaran secara langsung. Dan dapat mengasah bakat dan kreativitas siswa.

Langkah lain yang dapat dilakukan agar tak bosan adalah  berikan juga materi dengan jelas. Tidak langsung pada tugas yang harus dikerjakan. Berikan kesempatan mereka berbicara saat melakukan video call. Sesuaikan waktu kesepakatan yang tidak memberatkan orang tua. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi tiap siswa yang berbeda. Jika ada kendala, sampaikan harapan secara personal bukan di ruang publik yang terbuka seperti di grup.

Saya pun memiliki rangkaian rencana pembelajaran yang ingin dilakukan dalam sepekan. Antara lain, menyajikan dan mempresentasikan cerita bergambar mengenai melawan Corona. Menyajikan data dalam bentuk diagram batang berkaitan dengan informasi terakhir penderita Corona di Jakarta Selatan sebagai ruang lingkup lingkungan sekitar sekolah. Membuat puisi dan menyajikannya dengan tema Terima Kasih Untuk Garda Terdepan Tenaga Medis. Membuat sajian makanan sehat bergizi sebagai bentuk kepedulian menjaga kesehatan diri.

Ada satu hal yang saya ingat dari diskusi dengan orang tua akan PJJ saat musibah wabah ini.  Dengan tugas ketrampilan yang diberikan ternyata bagian dari pemetaan bakat siswa. “Ibu terima kasih ya untuk tugasnya. Karena telah memadukan pembelajaran dengan pemetaan bakat siswa”, katanya. Ada lagi ungkapan yang mengharukan dari salah satu orang tua, “Bu, Alhamdulillah tugas presentasi yang harus dikirim menjadikan anak saya mau mengeluarkan suara dan bicara”. Jujur saja, saya pun bersyukur dengan PJJ ini, ada satu anak didik saya yang memiliki ketidakinginan bicara di kelas. Bahkan saya pun tak berhasil membujuknya. Hingga pada akhirnya ia pun menyerah akan ketidakinginan bicara. Entah hal apa yang menyebabkan ia enggan bicara. Saya dan orang tuanya sudah melakukan berbagai cara. Namun, nyatanya PJJ membuat ia mau berbicara dan presentasi lewat video.

Simpulan saya, maka jadikanlah PJJ yang memang seperti adanya proses belajar di sekolah. Mengembangkan nilai kognitif, afektif, psikomotorik. Tidak  hanya menekankan salah satu dari aspek tersebut.  Berikan materi dengan video atau narasi pembelajaran lewat rekam suara. Cukup berikan mereka tugas menulis. Tak perlu banyak, bertujuan agar mereka tak lupa memegang alat tulis. Lalu jangan lupa berilah apresiasi kepada orang tua yang telah menggantikan peran guru di rumah.

 

 

Efrie Leistarie, salah satu guru  di SDN Tebet Timur 17. Salah satu karyanya adalah Buku Tematik Kreatif Pendamping Untuk Sekolah Dasar Kelas IV “ Cita-Citaku” , PT. Duta.

 

 

Bagikan ..

Eyoni Maisa

Bagikan ..