Berbaring: “Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru dengan Pembelajaran Menyenangkan”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Tahun ajaran baru sudah semakin dekat, di setiap jenjang sekolah mulai membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), begitu pula dengan proses kenaikan kelas. Untuk membantu para guru mempersiapkan tahun ajaran baru, BPMP Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring) pada Jumat, 26 Mei 2023 dengan mengusung tema “Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru dengan Pembelajaran Menyenangkan”.
Menghadirkan narasumber Guru SMPN 164 Jakarta (Widadi, M.Pd), dan dipandu oleh Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta (Susiah Budiarti, M.Pd).

Pak Widadi yang juga pernah menjadi bintang iklan produk susu ini membuka acara dengan pantun dan dongeng kisah teladan bersumber dari buku kisah teladan karangan K.H. Abdurrahman Arroisi yang penuh makna. Kemudian dengan media wayang dari kardus, Pak Widadi mengisahkan bahwa guru merupakan sosok yang berilmu dan mencerahkan sehingga ia mendapatkan jaminan surga bersama dengan orang-orang yang mati syahid, haji yang mabrur, dan dermawan yang ikhlas semasa hidupnya. Kekaguman peserta Berbaring belum reda, Pak Widadi memetik gitar kemudian menyanyikan lagu “Bersatulah Guruku.” Menurutnya, jika semua guru berilmu di negeri ini bersatu, berkolaborasi maka mutu pendidikan akan semakin maju dan pada gilirannya akan mencapai kejayaan.

Memasuki materi inti, narasumber yang juga aktif sebagai youtuber menyampaikan materi yang terdiri dari: pengertian pembelajaran menyenangkan, pendekatan gaya belajar, pendekatan kecerdasan majemuk, pendekatan holistik, praktik pembelajaran di KB -TK, SD Kelas 1-6, SMP, dan SMA.

Pada praktik pembelajaran di KB-TK dengan tema: Binatang, sub tema: Binatang di darat, Pak Widadi memulai kegiatan pembuka dengan ice breaking lagu ayam bebek. Kegiatan inti dengan permainan pemburu dan tupai, dan kegiatan penutup dengan literasi mewarnai gambar ayam dan bebek. Dilanjutkan dengan praktik pembelajaran di SD Kelas 1-3 dengan tema: Diriku, sub tema: Aku istimewa, kegiatan dibuka dengan ice breaking: lagu gembira. Kegiatan inti dengan permainan membangun empati, dan kegiatan penutup dengan literasi mewarnai gambar orang.

Berikutnya pada praktik pembelajaran di SD Kelas 4-6 dengan tema: Udara bersih bagi lingkungan, dibuka dengan kegiatan dengan ice breaking: lagu belajar menyenangkan. Pada kegiatan inti dengan permainan benteng berlapis, dan kegiatan penutup dengan literasi menulis makna permainan dan perasaan ketika bermain.

Kemudian pada praktik pembelajaran di SMP dengan tema mengulas buku, Pak Widadi memulai kegiatan pembuka dengan ice breaking: lagu aku suka literasi. Dilanjutkan dengan permainan tukar buku dan ditutup dengan literasi mengulas buku yang terdiri dari menuliskan identitas buku, orientasi, sinopsis, analisis, evaluasi, dan rekomendasi.

Terakhir pada praktik pembelajaran di SMA, Pak Widadi menunjukkan media permainan berupa karpet putar dan hajar aswad untuk membangun karakter kerjasama, jujur, dan tanggung Jawab.

Kegiatan Berbaring diakhiri dengan sesi tanya jawab. Para penanya antara lain bertanya bagaimana mengajarkan matematika yang menyenangkan, dan bagaimana caranya mengatasi anak yang mogok sekolah. Semua pertanyaan dijawab oleh nara sumber dengan contoh dan caranya. Benar-benar pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Semoga dengan tayangan Berbaring ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pendidik dalam mempersiapkan tahun ajaran baru.

Semangat untuk bangkit, wujudkan pendidikan berkualitas untuk semua..!!

Berbaring: “Wujudkan Merdeka Belajar, Stop Kekerasan dan Perundungan pada Siswa”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

#SahabatSekolah… Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring) BPMP Provinsi DKI Jakarta mempersembahkan edisi pamungkas dengan tema “Wujudkan Merdeka Belajar, Stop Kekerasan dan Perundungan pada Siswa” menampilkan narasumber pakar Retno Listiyarti, M.Si (Komisioner KPAI)  dipandu Moderator Heni Mulyani, M.Si (Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta). Kegiatan yang diselenggarakan pada Jumat, 16 Desember 2022 ini diikuti secara antusias oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Paparan materi dimulai dengan tayangan kasus perundungan dan kekerasan serta intoleransi yang terjadi di satuan pendidikan di berbagai daerah. Maraknya kasus kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah membuat semua pihak khawatir. Kemdikbudristek telah menerbitkan beberapa aturan dan kebijakan tentang Pencegahan Perundungan di Sekolah, kebijakan Profil Pelajar Pencasila, serta implementasi Kurikulum Merdeka sebagai upaya menciptakan suasana pembelajaran yang aman, sehat, dan menyenangkan di sekolah.

Menurut narasumber yang juga pernah menjabat sebagai guru dan Kepala Sekolah di DKI Jakarta ini Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Indikator terjadinya bullying atau perundungan:

  1. Perilaku agresif (dipicu dari pola pengasuhan yang negative)
  2. Relasi kuasa yang timpang
  3. Keberulangan
  4. Paksaan yang menimbulkan ketidaknyamanan/rasa sakit atau cedera

Bentuk-bentuk perundungan antara lain:

  • Verbal: Membentak, berteriak, memaki, bergosip, menghina, meledek, mencela, mempermalukan, dll
  • Fisik: Menampar, mendorong, mencubit, menjambak, menendang, meninju, dll
  • Sosial: Mengucilkan, membeda-bedakan, mendiamkan, dll
  • Perundungan di dunia maya (Cyber Bullying): tindakan menyakiti, mengintimidasi, mengancam, mengucilkan seseorang melalui internet,jejaring sosial, mobile phone, atau teknologi digital

Lebih lanjut beliau menjelaskan terkait dampak perundungan yang dapat berupa Emosi, Fisik, Akademis, dan Sosial. Kemudian juga dijelaskan tentang dampak terhadap anak korban bullying, anak yang menyaksikan, juga anak pelaku.

Untuk mencegah dan menanggulangi kasus-kasus perundungan tersebut maka diperlukan adanya sosialisasi Permendikbud No 82 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulan Tindak kekerasan di Satuan Pendidikan dan Pergub DKI Jakarta No. 86 Tahun 2019 tentang pencegahan dan penanggulan tindak kekerasan bagi peserta didik di satuan Pendidikan selain itu perlu dilaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tentang implementasi kedua aturan tersebut, seperti membentuk satgas anti kekerasan, membangun sistem pengaduan, membuat SOP pencegahan dan SOP penanggulangan dalam penanganan tindak kekerasan yang terjadi di satuan Pendidikan.

Steps to Respect intervensi Satuan Pendidikan:

  • Mengumpulkan informasi mengenai perundungan dan diskriminasi, prasangka, penajisan di sekolah secara langsung dari para siswa;
  • Menetapkan aturan-aturan yang jelas dan tegas mengenai segala bentuk perundungan dan diskriminasi di lingkungan sekolah;
  • Melatih semua orang dewasa di sekolah untuk menanggapi segala bentuk perundungan dan diskriminasi secara peka dan konsisten;
  • Melakukan pengawasan yang dilakukan orang dewasa secara memadai, khususnya di wilayah seperti di lapangan, kantin dan media sosial;
  • Memperbaiki kesadaran dan keterlibatan orangtua dalam menangani permasalahan perundungan dan diskriminasi ;

Berbagai pertanyaan seputar permasalahan tentang kekerasan dan perundungan ditanyakan oleh peserta yang dijawab dengan sangat jelas oleh narasumber. Untuk menyaksikan lebih lengkap tayangan ini dapat disaksikan melalui kanal Youtube Official BPMP DKI Jakarta melalui link: http://www.youtube.com/watch?v=BsD18S8D5Ic

Kami segenap Tim Panitia Berbaring mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesetiaan para peserta Berbaring selama ini, mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan ini. Semoga tayangan Berbaring dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber inspirasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Semangat terus untuk berkarya… !

   

Raihlah Mimpimu, Capailah Prestasimu…

Belajar Bersama dalam Jaringan..

BPMP DKI Jayaa….!!!

 

**Tim Berbaring 2022**

Belajar Bersama dalam Jaringan “Piawai Mengelola dan Melaporkan Hasil Asesmen”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Edisi Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring) BPMP Provinsi DKI Jakarta bertepatan di Hari Guru Nasional pada Jumat, 25 November 2022 mempersembahkan tema spesial untuk para guru, yaitu “Piawai Mengelola dan Melaporkan Hasil Asesmen” dengan menghadirkan Husen Sutisna, S.P, M.Si (Dosen GICI Business School).

Peserta yang berjumlah 350 lebih dari berbagai wilayah di Indonesia ini mengikuti kegiatan dengan penuh antusias materi yang disampaikan oleh narasumber dan diskusi tanya jawab yang dipandu oleh moderator Susiah Budiarti, M.Pd (Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta).

Dalam paparannya, narasumber yang juga merupakan Pelatih Ahli/Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan 1 menjelaskan bahwa Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Ada lima prinsip asesmen, yaitu:

  1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, mefasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.
  2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
  3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya.
  4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.
  5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran.

    Lebih lanjut Pak Husen menjelaskan, ada 3 jenis asesmen yaitu: Diagnostik, yang silakukan di awal pembelajaran; Formatif, dilakukan selama proses pembelajaran; dan Sumatif, yang dilakukan pada akhir fase setelah selesai lingkup materi.

    Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk  menentukan nilai rapor, keputusan  kenaikan kelas, kelulusan, atau  keputusan-keputusan penting  lainnya. Sedangkan asesmen sumatif bertujuan untuk  menilai pencapaian tujuan  pembelajaran dan/atau CP  peserta didik.

    Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor:

    • Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
    • Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).
    • Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil asesmen sumatif.
    • Asesmen formatif digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi capaian kompetensi

    Pada bahasan terkait Pelaporan Hasil Belajar beliau menjelaskan bahwa:

    • Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar, yang berupa laporan hasil belajar, yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.
    • Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik.
    • Pada PAUD, selain memuat informasi tersebut, laporan hasil belajar juga memuat informasi mengenai pertumbuhan dan  perkembangan anak.

    Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan para peserta dapat lebih memahami terkait instrumen saat melakukan asesmen, tapi juga kompeten mengolah dan melaporkan hasil asesmen yang sudah dilakukannya, sehingga laporan hasil belajar yang dihasilkan bersifat sederhana dan informatif, dapat memberikan informasi-informasi yang bermanfaat, kompetensi yang dicapai, dan strategi tindak lanjut bagi pendidik dan orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.

    Tayangan Berbaring selengkapnya dapat disimak melalui kanal Youtube Official BPMP DKI Jakarta di link
    https://bit.ly/PiawaiMengeloladanMelaporkanHasilAsesmen

       

Berbaring ““Dampingi Anak Tumbuh Kembang Bahagia dengan Tutwuri Handayani”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Dalam rangka menyambut Hari Anak Sedunia yang jatuh pada tanggal 20 November, BPMP Provinsi DKI Jakarta kembali berkolaborasi dengan Jakdisdiktv Pusdatikomdik, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyelenggarakan Podcast Berbaring (Belajar Bersama dalam Jaringan) dengan tema “Dampingi Anak Tumbuh Kembang Bahagia dengan Tutwuri Handayani”. Acara yang dilaksanakan pada Jumat, 18 November 2022 ini menghadirkan Dra. Niniek L Karim, M.Si (Psikolog Sosial/Pekerja Seni), dipandu Moderator Heni Mulyani, M.Si (Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta) dan MC Ismi Latifah (Tenaga Ahli Pusdatikomdik Disdik Provinsi DKI Jakarta).

Niniek L Karim, narasumber lulusan S1 dan S2 dari Universitas Indonesia yang sekaligus kemudian menjadi Dosen Psikologi UI ini menjelaskan bahwa Orang/Anak yang berBAHAGIA adalah orang/Anak yang cenderung senang, tentram lahir batin karena ia merasa sering mendapat rahmat dan mujur.  Ajaran Ki Hadjar Dewantara ke para PENDIDIK yaitu dampingi ANAK dengan asas TUTWURI HANDAYANI.  Bahwa, Setiap orang-ANAK punya hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Tugas pendidik mengikuti dari belakang, memberi dorongan-bimbingan agar tetap di jalur positif.

Narasumber yang juga dikenal sebagai artis film berbakat dengan segudang prestasi yang diraih, salah satunya peraih Piala Citra untuk Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, lebih lanjut memaparkan bahwa yang perlu kita resapi dalam menumbuhkan semangat positif:

  • Membutuhkan waktu dan kesabaran.
  • Membutuhkan kesungguhan dan komitmen dari semua pihak yang terlibat
  • Untuk tetap setia pada cita-cita bersama.
  • Perlu ada pemantauan program yang berkesinambungan

Lebih dari 350 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias secara daring melalui zoom meeting dan siaran langsung melalui dua kanal youtube Official BPMP DKI Jakarta dan Jakdisdiktv. Begitu banyak pertanyaan yang disampaikan baik melalui chat room maupun disampaikan langsung kepada narasumber. Di antaranya pertanyaan yang disampaikan oleh Amelia Nurali, yang menanyakan bagaimana bila memiliki anak autis?. Narasumber menjawab: fokus pada pengembangan anak, cari kelebihannya dan tingkatkan pada hal tersebut. Abaikan pendapat orang lain yang bersifat negatif. Bila perlu berikan pada sekolah surat keterangan dari rumah sakit yang menyatakan anak ini bisa diterima di sekolah umum. Saat ini sekolah bersifat inklusif yang dapat menerima siswa berkebutuhan khusus.

Pertanyaan lain disampaikan oleh Dwijayati, SMP Hang Tuah: Bagaimana menghadapi siswa pandai, aktif dan kreatif yang memiliki tingkat emosional tinggi?. Kemudian dijawab oleh narasumber yang masih terlihat cantik di usia senja ini dengan memberikan penjelasan bahwa ada keunikan pada tiap anak. Sejatinya sejak janin manusia terbentuk sudah dibekali dengan ‘permata’nya masing-masing. Permata yang berupa potensi-potensi yang siap untuk digali ditemukan dan di asah.  Bagaimana agar PERMATA itu bisa diasah agar terwujud sebagai kekuatan yang paling tepat dan paling ampuh dalam melakoni hidup ini adalah sebuah tantangan. Tugas kita adalah bagaimana kita mengasah permata tersebut. Sekolah harus mampu mefasilitasi minat dan bakat anak.

Konon kata Abraham Maslow, BAHAGIA sempurna akan manusia rasakan bila ia berhasil mengasah potensinya secara optimal sehingga bisa indah cahayanya bisa menyinari diri, juga lingkungan.  Itulah SEJATInya IMPIAN MANUSIA.

Penasaran dengan kelanjutannya…? Diskusi yang sangat seru dan menarik lainnya dapat disaksikan lebih lengkap melalui kanal Youtube BPMP DKI Jakarta pada link: http://www.youtube.com/watch?v=sGRnnQQmnm8

Puisi Kabir

Wahai para pamong, para pendidik, tidak usah kau cari taman yang indah

Tak perlu itu

Lihat lah ke dalam dirimu

Lihatlah ribuan bunga2 di diri anak didik mu

Maka aka kau temui  taman yg paling indah

Anakmu bukanlah milikmu

Belajar Bersama dalam Jaringan “Kiat Merebut Hati Murid”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional, Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring) BPMP Provinsi DKI Jakarta kali ini mengusung tema “Kiat Merebut Hati Murid” dengan menampilkan narasumber Joko Wahyono, M.Pd (Manajer Pengembangan Yayasan Fastabiqul Khairat, Samarinda), dipandu moderator Susiah Budiarti, M.Pd (Widyaprada BPMP DKI Jakarta). Kegiatan yang diselenggarakan secara daring pada Jumat, 11 November 2022 diikuti oleh 474 peserta dari berbagai penjuru di Indonesia.

Dalam paparannya, narasumber yang juga merupakan youtuber dengan 38,7 ribu subscriber ini menjelaskan bahwa agenda yang harus dilakukan dalam rangka merebut hati murid di antaranya dengan cara mengenal murid:

  • Siapa murid Anda, apa masalah dan kebutuhan mereka

Anak usia sekolah saat ini dikenal dengan Gen Z yang memiliki karakteristik yaitu terlahir pada tahun 1997-2012; Tech Savvy (dengan perkembangan teknologi dan internet, Gen Z bisa mendapatkan segala informasi melalui gadget); Menghargai perbedaan; Rawan mengalami depresi; dan Fokus dan berkomitmen jika dirasa berguna/rewarding.

Salah satu masalah penting yang dihadapi Gen Z adalah bullying dan kekerasan baik secara fisik maupun psikis.

  • Bagaimana guru memperlakukan murid selama ini?

Sebagian siswa mengeluhkan perilaku guru yang tidak punya perhatian, pilih kasih, tidak kompeten mengajar, terlalu menuntut, terlalu kaku, keras, disiplin berlebihan, sinis, suka marah-marah, membawa masalah pribadi ke sekolah, dan lain-lain

  • Bagaimana cara merebut hari mereka.

Tugas guru adalah mendidik, mengajar, dan melatih. Salah satu kiat yang dapat diterapkan dalam merebut hati murid adalah dengan cara mengucapkan kata-kata yang positif, maka akan berpengaruh pada emosi anak-anak.

Menurut narasumber yang telah menulis puluhan buku pendidikan, cara AMPUH merebut hati murid antara lain adalah:

A = Asertif

M= Menghargai

P= Pandai membina hubungan baik

U= Usaha yang optimal

H= Hindari ancaman dan kekerasan

Dengan menggunakan Cara AMPUH, Manfaat yang didapatkan:

  1. Menjadi pribadi yang asertif (tegas dan berwibawa)
  2. Dihargai anak didik, rekan sejawat, orang tua dan masyarakat
  3. Memiliki relasi untuk pengembangan diri
  4. Memiliki kebiasaan efektif dan berpikiran maju
  5. Memiliki kepedulian dan mencintai profesi sebagai pendidik

Mengajar dengan baik bukan soal teknik yang dipakai, tetapi lebih kepada integritas dari pelakunya, yakni guru itu sendiri. Seorang guru AMPUH mampu menciptakan hubungan antara dirinya, mata pelajaran yang diajarkan, dan murid-murid sehingga mereka bisa menciptakan dunia mereka sendiri.

Paparan materi kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang diikuti secara antusias oleh para peserta. Salah satu pertanyaan yang disampaikan peserta adalah dari Rezky Wardhani dari Medan, yang menanyakan bagaimana cara terbaik memberikan sanksi/teguran pada murid yang tidak melaksanakan tugas dengan cara tidak menyalahi aturan atau mempermalukan murid tersebut?. Narasumber menjawab bahwa sebelum memulai kelas sudah harus disepakati aturan kelas, sehingga jika aturan sudah dibuat bersama-sama, maka apabila ada yang melanggar sudah disepakati bersama sanksinya. Tidak menggunakan istilah reward and punishment, tapi reward and consequency. Ada konsekuensi yang dihadapi apabila melakukan sesuatu. Namun penyampaiannya pun harus dengan cara yang baik dengan memberikan contoh yang baik pula.

Dengan tema Berbaring kali ini, semoga para guru dapat mengimplementasikannya di ruang kelas mereka dan semakin dicintai oleh murid sehingga pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan anak Indonesia.

Saksikan kembali tayangan Berbaring episode ini melalui kanal Youtube di link https://bit.ly/KiatMerebutHatiSiswa

 

Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring): “Literasi Digital Dalam Pembelajaran”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring) BPMP Provinsi DKI Jakarta Edisi Bulan September 2022 digelar dengan tema tentang Literasi Digital dalam Pembelajaran, diselenggarakan pada Jumat pekan kedua dan keempat.  Episode pertama pada Jumat, 16 September 2022 menghadirkan narasumber Dr. Martadi, Dosen UNESA Surabaya dengan judul “Pembelajaran Literasi Digital dalam Menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka”. Episode kedua membahas tentang “Berselancar  dengan Literasi Digital dalam Pembelajaran” pada 30 September 2022 dengan narasumber Maulana Yusuf, M.Pd, Guru SDN Cipete Utara 15 Jakarta.

Kedua judul Berbaring yang diselenggarakan secara daring ini sangat menarik perhatian para peserta, karena tema yang dibahas merupakan hal yang saat ini banyak menjadi pusat perhatian masyarakat di dunia pendidikan, yaitu maraknya penggunaan internet dan media digital terutama paska pandemi COVID-1, dan sejalan dengan diluncurkannya kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim.  Literasi Digital merupakan bagian penting dalam Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka menekankan penguatan literasi dan numerasi membutuhkan  pembelajaran yang efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran.

Dr. Martadi dalam paparannya menjelaskan 9 Komponen Pembelajaran Literasi Digital (Sumber: Steve Wheeler, Digital Literacies for Engagement in Emerging Online Cultures).

1. Social Networking

Keterampilan memanfaatkan fitur-fitur yang ada di aplikasi sosial media, merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki pengguna.

Misalnya, mereka yang bekerja di dunia akademik lebih memanfaatkan sosial media berupa LinkedIn untuk mendukung hubungannya dengan para cendekiawan di seluruh dunia. Mereka yang bekerja di bidang pemasaran, memanfaatkan fitur ‘Toko’ dalam platform Instagram guna mempromosikan produk mereka.

2. Transliteracy

Upaya memanfaatkan berbagai platform untuk membuat konten, membagikan hingga mengkomunikasikannya. Hal ini lebih mengutamakan kemampuan berkomunikasi dengan berbagai sosial media, grup diskusi, atau layanan online lain.

3. Maintaining Privacy

Privasi menjadi hal penting dalam literasi digital. Kita sebagai pengguna harus memahami mengenai cyber crime (kejahatan dunia maya yang melibatkan aktivitas ilegal menggunakan komputer, perangkat digital, atau jaringan). Contoh dari cyber crime yang sering terjadi adalah pencurian online lewat kartu kredit (carding), peretasan via surel, hingga pencurian informasi pribadi (phising).

4. Managing Digital Identity

Bagaimana pengguna platform menggunakan identitas secara tepat di berbagai sosial media yang kita miliki.

5. Creating Content

Keterampilan pengguna platform dalam membuat atau menciptakan konten, misalnya platform PowToon, blogspot, wordpress, dan lainnya.

6. Organising and Sharing Content

Bagaimana pengguna platform mengatur dan membagikan konten informasi supaya lebih mudah disebarkan kepada khalayak umum.

7. Reusing/ Repurposing Content

Bagaimana pengguna platform ‘mengolah’ kembali konten yang ada supaya dapat dipergunakan kembali sesuai kebutuhan.

8. Filtering and Selecting Content

Komponen filtering and selecting content ini mengutamakan kemampuan mencari dan menyaring informasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kita melalui mesin pencari di internet.

9. Self Broadcasting

Membagikan ide, gagasan, serta konten multimedia melalui berbagai platform, misalnya melalui blog atau forum online. Self Broadcasting ini dapat menjadi upaya berpartisipasi masyarakat sosial online dalam kegiatan literasi digital.

Senada dengan penjelasan di atas, Maulana Yusuf, M.Pd, narasumber di episode kedua menekankan bahwa Literasi Digital adalah kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi. Literasi digital bukan hanya menggunakan internet untuk mencari informasi atau hiburan saja. Implementasi literasi digital juga dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang menarik dengan menggunakan sumber digital. Literasi digital dengan penggunaan, etika, penyadaran kolektif bermedsos bagi peserta didik perlu diedukasi sesuai dengan penggunaan yang diperlukan dan terhindar dari perundungan, permainan (game) yang menjadi candu, korban medsos, dan korban kelalaian dalam pengelolaan waktu. Integrasi Literasi Digital dalam pembelajaran dilakukan dengan cara menggunakan media digital dengan baik, benar, dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi pembelajaran, mencari solusi masalah, menyelesaikan tugas belajar, serta mengkomunikasikan berbagai kegiatan belajar dengan insan pembelajaran lainnya.

Semoga dengan tayangan episode Berbaring di bulan September ini para peserta dapat lebih memahami bagaimana memanfaatkan literasi digital dengan bijak untuk meningkatkan kualitas pendidikan generasi bangsa kita.

“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu” (Ali Bin Abi Thalib)

Saksikan lebih lengkap tayangan Berbaring pada kanal Youtube Official BPMP DKI Jakarta di link:

http://www.youtube.com/watch?v=WUrUgfVTySw

Belajar Bersama dalam Jaringan: “Tips dan Trik Membuat Video Pembelajaran”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran pada peserta didik, salah satunya melalui pembuatan video pembelajaran yang menarik sehingga para siswa dapat menyerap materi yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan.  Episode Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring) pada Jumat, 26 Agustus 2022 kali ini membahas tema “Tips dan Trik Membuat Video Pembelajaran” yang disampaikan oleh narasumber Rusmiyati, M.Pd (SDN Pejaten Timur 22), dan dipandu moderator Rosmida Simanjorang, M.Pd (Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta). Diikuti secara daring oleh sekitar 250 peserta dari berbagai penjuru di tanah air.

Narasumber yang pernah meraih predikat Guru Berprestasi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020 ini menyampaikan secara jelas dan detail terkait materi pembuatan video pembelajaran yang mencakup  Pengenalan, merancang, proses produksi, dan paska produksi. Menurutnya, Video Pembelajaran yang menarik adalah yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku, dan mengaplikasikan prinsip pembelajaran, sehingga program tersebut memungkinkan  peserta didik mencermati materi pelajaran  secara lebih mudah dan menarik.

   

Selanjutnya, Sahabat Rumah Belajar Tahun 2020 ini menyampaikan Karakteristik media video, yaitu:

  • Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
  • Mampu menampilkan benda yang tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil  (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses  produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub), dan sebagainya
  • Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
  • Memungkinkan adanya rekayasa.

Tahapan Pengembangan Video Pembelajaran:

Tahap Pra Produksi:

  • Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
  • Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM)
  • Penyusunan Jabaran Materi Media (JM)
  • Penyusunan Naskah
  • Pengkajian Naskah.

Tahap Produksi :

  • Rembuk Naskah
  • Penentuan Tim Produksi
  • Casting (Pencarian Pemain)
  • Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)
  • Crew Meeting (Rapat Tim Produksi)
  • Pengambilan Gambar (syuting)

 Tahap Pasca Produksi:

  • Editing (pemilihan dan penggabungan klip video/suara)
  • Mixing (pengisian musik)
  • Preview
  • Ujicoba
  • Revisi
  • Distribusi/penyiaran

 

Selain itu dijelaskan pula terkait Format Penulisan Naskah, Teknik Produksi Video Pembelajaran, Peralatan Produksi Video Pembelajaran, Tips Syuting Menggunakan Smartphone, dan Aplikasi Editing Video Pembelajaran, serta proses publikasi di media social seperti Youtube. Penjelasan materi ini tentunya disertai contoh-contoh video pembelajaran yang telah diunggah di youtube. Kemudian penjelasan dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang diikuti secara antusias oleh peserta. Banyak pertanyaan maupun pengalaman yang disampaikan peserta terutama terkait pengalaman membuat video pembelajaran seperti bagaimana membuat audio terdengar dengan jelas, tips membuat video yang bisa ditonton oleh puluhan ribu orang, dan lain-lain. Pertanyaan yang disampaikan dapat dijawab dengan sangat jelas dan detil oleh narasumber.

Semoga dengan mengikuti kegiatan Berbaring ini banyak hal positif dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para peserta sehingga nantinya dapat menyajikan video pembelajaran yang menarik para siswa agar dapat lebih bergairah dan semangat dalam belajar, dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan.

Ikuti tayangan selengkapnya di kanal youtube Official BPMP DKI Jakarta di link http://www.youtube.com/watch?v=4toDHPnLSW8

 

 

Belajar Bersama dalam Jaringan: Pemanfaatan Fitur “Pelatihan Mandiri” Pada Platform Merdeka Mengajar
Oktora Melansari, S.Sos, MA

#SahabatSekolah, Kemdikbudristek telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode 15 yaitu Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Platform Merdeka Mengajar (PMM) dalam rangka pemulihan pembelajaran dan pendidikan. Agar lebih meningkatkan aktifitas pemanfaatan platform PMM, BPMP Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Belajar Bersama dalam Jaringan (Berbaring) dengan tema “Pemanfaatan Fitur “Pelatihan Mandiri” pada platform Merdeka Mengajar” pada Jumat, 12 Agustus 2022 dengan menampilkan narasumber  Venez Wella, M.Pd (Wakasek SMPN 240 Jakarta, dan Kapten Komunitas belajar.id Provinsi DKI Jakarta).

Acara yang dipandu oleh moderator Ani Purwati, M.Pd (PTP BPMP Provinsi DKI Jakarta) dihadiri kurang lebih 150 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia yang mengikuti rangkaian kegiatan dengan sangat antusias.

Narasumber yang juga merupakan Duta Rumah Belajar ini dalam paparannya menjelaskan bahwa Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila serta mendukung guru untuk mengajar, belajar dan berkarya lebih baik lagi. Platform Merdeka Mengajar sangat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.

Selanjutnya Bu Venez menjelaskan bahwa Pelatihan Mandiri merupakan bagian dari platform Merdeka Mengajar, yang memuat berbagai materi pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Guru sebagai pendidik. Materi dibuat singkat untuk memudahkan Guru dalam melakukan pelatihan secara mandiri, kapan pun, dan di mana pun. Pada Pelatihan Mandiri, Guru akan mempelajari materi dalam bentuk teks atau video, mengerjakan latihan pemahaman, melakukan refleksi, dan melakukan aksi nyata.

Melalui Pelatihan Mandiri, guru dapat mempelajari beragam materi untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya sebagai pendidik. Keunggulan materi Pelatihan Mandiri adalah sebagai berikut:

  1. Materi dirancang oleh para ahli agar relevan dan dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
  2. Materi dirancang singkat untuk memudahkan guru dalam melakukan pelatihan secara mandiri, kapan pun dan di mana pun.

Salah satu komponen pada pelatihan mandiri adalah mengerjakan aktivitas-aktivitas yang disediakan pada materi pembelajaran. Satu materi terdiri dari dua aktivitas untuk mengetahui berapa jauh tingkat pemahaman terhadap materi yang sudah dipelajari. Guru akan mendapatkan materi pembelajaran dalam bentuk teks atau video. Selain itu, terdapat latihan pemahaman yang berisikan soal-soal mengenai materi yang sudah disimak sebelumnya.

     

Penjelasan terkait Pelatihan Mandiri disampaikan oleh narasumber yang juga merupakan Google Certified Trainer secara sangat jelas dan dilengkapi contoh-contoh dan praktek pemanfaatannya. Selanjutnya pembahasan materi disertai diskusi dan tanya jawab sehingga para peserta memperoleh penjelasan pada hal yang kurang dimengerti dan solusi pada kendala yang dihadapinya.

Semoga dengan tema Berbaring kali ini dapat memperluas pengetahuan serta wawasan para guru dalam memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar sehingga implementasi Kurikulum Merdeka dapat terlaksana dengan baik sesuai target yang diharapkan pemerintah.

“Guru yang terbaik adalah

guru yang tidak pernah berhenti belajar

dan berinovasi”

(Nadiem Makarim)

Saksikan acara ini secara lengkap melalui kanal Youtube Official BPMP DKI Jakarta pada link: http://www.youtube.com/watch?v=ZX-DbBOQluo

Belajar Bersama dalam Jaringan: “Anak Bahagia, Pendidikan Berkualitas”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Masih dalam rangkaian memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2022, BPMP Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Podcast Berbaring di Jakdisdiktv dengan tema “Anak Bahagia, Pendidikan Berkualitas”, menampilkan Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si, dipandu duo moderator cantik dan smart Seniwati, S.AP, MM (BPMP Provinsi DKI Jakarta) dan Ismi Latifah (Jakdisdiktv). Acara ini diikuti oleh 311 peserta dari berbagai penjuru tanah air melalui zoom meeting, serta 1000 lebih peserta melalui kanal youtube JakdisdikTV dan Official BPMP DKI Jakarta.

Narasumber yang akrab disapa Kak Seto ini telah berkecimpung di dunia pendidikan anak sejak tahun 1980an, tak heran beliau begitu fasih menjawab pertanyaan dari Kak Wati tentang bagaimana definisi bahagia untuk anak, jaman dulu dan sekarang?. Menurut Kak Seto, anak jaman dulu bahagia apabila dapat memenuhi keinginan orang tua, bisa jadi dokter, guru, insinyur, dan lain-lain. Sesuai perkembangan jaman, dalam UU Perlindungan Anak, salah satu hak dasar anak adalah hak didengar suaranya, hak berpartisipasi, hak dilibatkan dalam keputusan pada kegiatan saat ini, dan masa depan. Anak jaman sekarang akan bahagia apabila didengar pendapatnya. Saat ini anak yang menentukan masa depannya, bila dimengerti orang tua sesuai bakat, minat dan kecerdasannya itu akan membuatnya bahagia.

Lebih lanjut narasumber lulusan Doktor Psikologi Universitas Indonesia ini menjelaskan, sumber informasi jaman dulu hanya satu, dari orang tua. Saat ini, sumber informasi sangat beragam, sehingga anak harus bisa memilih mana yang baik untuknya. Kita harus cerdas menggunakan sumber/media informasi sebagai alat yang bermanfaat. Namun bila kemudian muncul pertanyaan, kenapa anak jaman now banyak kecanduan gadget?, kak Seto menjawab bahwa anak adalah peniru yang paling hebat, bila orang tua sibuk dengan gadget, maka anak juga akan meniru. Mari dukung Gerakan Nasional “SASANA” (Saya Sahabat Anak). Dengan demikian anak akan lebih dekat dengan orang tua dan keluarga, bukan dengan gadget.

Terkait dengan tema podcast, “Anak Bahagia, Pendidikan Berkualitas”, menurut Kak Seto pendidikan menurut UU Sisdiknas, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya … itu artinya adalah pendidikan merupakan usaha sadar memunculkan sesuatu dari dalam, ibarat bunga agar merekah maka tanah harus subur, diberi pupuk, disiram air. Makna Pendidikan adalah memunculkan potensi setiap anak, bisa sebagai olahragawan, seniman, dokter, dan lain-lain. Bagaimana pendidikan itu membuat anak tumbuh sesuai potensinya, bagaimana kualitas SDM, guru harus mengerti bagaimana anak, potensinya, keinginannya, menjauhkan dari kekerasan, dan melindungi. Jangan bandingkan anak yang satu dengan yang lain, baik dengan saudara kandung atau pun temannya atau anak lainnya karena semua anak punya potensi tersendiri.

Terkait Tema HAN “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” menurut Kak Seto, yang paling penting memosisikan orang tua bukan sebagai komandan, tapi sebagai sahabat. Biasakan pertemuan dengan anak, bisa dengan sebutan MPR (Majelis Permasyawaratan Rumah), KMB (Konferensi Meja Bundar), dan lain-lain. Jangan berikan instruksi, tapi dengarkan, berikan kesempatan anak untuk berpendapat.  Bagaimana seharusnya ayah atau bunda bersikap pada mereka, koreksi kesalahan, sesuai dengan komitmen rapat keluarga jalankan dengan demokratisasi dalam keluarga, maka anak akan mampu bekerja sama dan memahami tanggung jawabnya. Orang tua harus punya waktu untuk anak. Sentilan Kak Seto buat para ortu yang tidak punya waktu “Kalau ngga ada waktu untuk anak yaa jangan punya anak..”. Orang tua harus selalu siap sedia menyediakan waktu khusus untuk anak disela-sela kesibukannya.

Antusiasme peserta mengikuti podcast sangat terlihat dari begitu banyaknya pertanyaan yang diajukan baik melalui kolom chat zoom maupun pertanyaan yang disampaikan langsung oleh peserta. Beberapa pertanyaan yang disampaikan peserta antara lain dari Maryanto, S. Pd yang menanyakan terkait sebesar apa pengaruh mental anak jika orang tua membandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain, meskipun sebenarnya tujuan orang tua hanya memberikan motivasi salah satu anak. Kak Seto menjelaskan bahwa setiap anak akan terguncang apabila dibandingkan dengan anak yang lain. Bandingkan dengan dirinya sendiri, supaya ia melihat dirinya sendiri, karena anak butuh penghargaan, butuh pengakuan, anak akan makin pede dan ini akan terkait dengan pembangunan karakter.

 

Pertanyaan selanjutnya dari Rosmida Simanjorang, M.Pd (Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta) yang menanyakan bagaimana peran orang tua dalam menentukan teman yang baik untuk anak kita agar tidak salah memilih teman?. Jawaban Kak Seto adalah teladankan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulodo….di depan memberi teladan, beri contoh, cari teman yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga, Ing madya mangun karsa…komunikasikan, membangun motivasinya, Tut Wuri Handayani..beri kesempatan pada anak tetapi kontrol anak, sehingga anak berjalan pada relnya, sesuai dengan ajaran agama, adat istiadat, dan nilai-nilai dalam keluarga.

Pertanyaan dari Jonathan Sotarjua Roberkat Tambunan terkait kekecewaan siswa yang tidak berhasil melanjutkan pendidikan yang diinginkan, dijawab Kak Seto  bahwa sebagai manusia kita harus punya daya lenting, tidak semua orang dapat mencapai apa yang diinginkan, tetapi harus bisa selalu bangkit, harus punya rencana, ada beberapa alternatif, berani sukses tetapi juga berani gagal, harus kreatif. Dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan, kita tidak akan mudah terpuruk dan mencari jalan pintas. Bila kendalanya pada kesulitan ekonomi, cari beasiswa. Boleh marah, boleh kesal, namun kelola marah dengan cerdas, bukan dengan kekerasan, bukan dengan menyebut anggota kebun binatang, marah dengan senyum. Pandai mengelola emosi dengan cerdas, itulah kunci sukses.

Sedangkan pertanyaan dari Ibu Upi Purnamasari terkait perundungan (bullying) pada anak. Menurut Kak Seto, jangan beri ruang/kesempatan untuk terjadi tindak kekerasan/perundungan pada anak. Bentuk Satgas kerjasama antara sekolah, orang tua, dinas Pendidikan, dan instansi terkait untuk mencegah bullying. Dengan cara demikian, di beberapa sekolah ternyata cukup berhasil, anak menjadi nyaman, bahagia, sehingga proses belajar jadi optimal.

     

Begitu banyak pertanyaan yang disampaikan, namun karena keterbatasan w aktu tidak semua pertanyaan dapat dijawab. Semoga dengan tayangan podcast kali ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi para orang tua, pendidik dan tenaga Pendidikan, untuk dapat lebih memahami arti kebahagiaan anak agar cita-cita pendidikan berkualitas tuntas untuk semua dapat terwujud.

Banyak-banyak pohon berjajar

Di bawah pohon ada kolam ikan

Semua anak senang belajar

Ciptakan suasana yang menyenangkan

(Kak Seto)

 

*Anak itu otentik, unik, dan tidak terbandingkan*

Saksikan tayangan ulang Podcast Berbaring di JakdisdikTV melalui kanal Youtube Official BPMP DKI Jakarta pada link: https://www.youtube.com/watch?v=5TUbXUwi4gg