Artikel

Covid-19 dalam PJJ
Siti Soleha, Guru Kelas VI SDN Bidaracina 03 Pagi

Sehari setelah pemerintah mengumumkan bahwa ada warga sekitar Depok yang positif corona ada perasaan waswas dalam diri saya, mengingat perjalanan saya menuju sekolah harus menggunakan angkutan umum yang sangat padat penumpang. Kekhawatiran saya ini beralasan dikarenakan di dalam kereta, saya begitu dekat dengan penumpang yang lain. Badan kami bisa saling bersentuhan, kepala berhadapan. Bayangkan jika salah satu penumpang batuk, bisa sangat cepat menularkan ke yang lain. Namun demikian tugas ya tugas, mungkin pemikiran ini sama bagi semua penumpang KRL Jabodetabek . Ada tanggung jawab yang harus mengabaikan rasa khawatir atau waswas ini.

Sekolah kami menindaklanjuti pengumuman tersebut. Kamipun memberi pemahaman pada siswa bahwa ada virus yang dapat menyebar dengan cepat dan penularannya oleh manusia. Hal ini kami lakukan pada saat pembiasaan pagi. Kami selalu mengingatkan akan pentingnya cuci tangan dan minum air putih yang banyak. Begitulah yang kami lakukan karena belum banyak informasi tentang corona yang kami dapat saat itu.

Informasi dari media elektronik dan himbauan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta tentang bagaimana menyikapi virus corona yang semakin bertambah korban positif terinfeksi virus tersebut. Himbauan dari kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta agar warga sekolah tidak bersentuhan dengan tangan langsung, membuat sekolah kami mengubah pembiasaan. Salah satunya pembiasaan menyambut siswa dengan bersalaman. Pembiasaan ini dilakukan seperti bersalaman namun tidak saling menyentuh tangan. Hmm, agak sulit ya, karena secara pembiasaan ini sudah membudaya. Kami merasa ada yang hilang jika kami tidak melakukan hal tersebut, namun prioritas kesehatan kami dan peserta didik kami lebih utama.

Dua minggu setelah pengumuman pemerintah tersebut, ternyata warga Indonesia yang positif corona bertambah. Pemerintahpun mengeluarkan kebijakan agar warga negara Indonesia bekerja, beribadah dan belajar di rumah. Himbauan ini untuk mencegah meluasnya penularan virus corona di Indonesia. Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan surat edaran agar kami melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 14 hari ke depan ( 16 s.d 29 Maret 2020). Guru tetap berangkat ke tempat tugas memandu, membimbing siswa belajar jarak jauh dari sekolah.

Himbauan pemerintah terkait dengan pembelajaran jarak jauh mengarahkan agar guru menyiapkan pembelajaran jarak jauh selama 2 pekan. Pembelajaran jarak jauh ini disesuaikan pada kondisi lingkungan masing-masing sekolah. Strategi  harus dicari untuk membuat peserta didik belajar meskipun di rumah, dengan asumsi bahwa jadwal mapel yang kami ajarkan seperti biasa dan hanya mengubah media belajar serta tempat yang harus berjauhan dengan peserta didik. Gurupun menyiapkan cara bagaimana peserta didik  mau belajar di rumah untuk mencapai target kurikulum. Cara yang dilakukan tiap guru satu dengan yang lainnya berbeda. Beberapa teknik atau cara yang dilakukan antara lain penayangan video pembejaran, latihan soal menggunakan googleform, komunikasi dengan google classroom, latihan soal dengan bermain quizizz dan paling mudah adalah penugasan dengan menggunakan media whatsapp.

Hari pertama sekolah kami melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), semua guru bersiap dengan laptopnya masing-masing. Begitupun dengan saya. Sebagai guru kelas VI, untuk pembelajaran hari ini saya sudah menyiapkan latihan soal Bahasa Indonesia dengan quizizz, PKn dengan googleform, matematika soal manual yang kirim melalui whatsapp. Saat membuka kelas jarak jauh saya memberi salam pada peserta didik, menanyakan kabar mereka dan mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan. Siswa langsung merespon dengan menjawab salam. Untuk memotivasi mereka tetap belajar saya memberi kuis atau pertanyaan dengan quizizz. Peserta didik sangat bersemangat karena mereka belajar tapi seperti sedang bermain game. Setelah mereka mengerjakan kuis, mereka mengerjakan latihan PKN di google form dan mengerjakan matematika secara manual.

Hari kedua kami melaksanakan kegiatan yang sama dengan hari pertama. Kami melaksanakan kegiatan sampai pukul 15.00. Seperti biasa kami sebelum pulang mengadakan apel. Kepala sekolah memberikan informasi terjadi perubahan untuk PJJ berikutnya. Pemerintah menghimbau agar guru juga bekerja di rumah. Sehingga di hari ketiga kami melaksanakan PJJ dari rumah. Tanggal 18 Maret 2020 kami mulai melakukan pembelajaran jarak jauh dimana guru dan peserta didik sama-sama berada di rumah.

Seminggu berjalan terjadi himbauan dan perubahan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Himbauan terbaru adalah agar pembelajaran jarak jauh tidak menuntut ketercapaian kurikulum. Guru tidak harus mengejar materi dalam tema tercapai, tapi lebih difokuskan bagaimana memberi materi yang bermakna dan menyenangkan  bagi peserta didik.

Pada minggu kedua ini, kelas VI di sekolah kami memang sudah ada jadwal untuk latihan ujian sekolah jarak jauh. Soal sudah dibuat dengan google form. Hari pertama peserta didik latihan ujian Bahasa Indonesia, hari kedua matematika, hari ketiga IPA, dan hari keempat Agama dan budipekerti. Untuk kelas 1-5 memberi materi yang sudah dikombanasikan dengan kegiatan bermakna seperti life skill.

Setiap pembelajaran yang kami lakukan dilaporkan kepada sekolah. Sekolah menugaskan salah satu guru untuk mengadministrasikan setiap laporan dari masing-masing kelas. Laporan yang dibuat mencangkup materi, uraian materi, jumlah siswa yang merespon dan dokumen berupa foto atau video sesuai dengan tagihan yang diberikan guru. Kemudian dokumen foto kegiatan harian dari seluruh kelas dijadikan satu video pembelajaran jarak jauh sebagai rangkuman dan bukti fisik kegiatan di sekolah kami.

Kami  memberikan umpan balik pada peserta didik. Hal yang mudah kami lakukan jika menggunakan google form dan quizizz. Aplikasi tersebut dapat memberi gambaran hasil kepada peserta didik dan guru itu sendiri. Gurupun bisa membagikan hasil analisis kerja peserta didik dalam grup whatsapp sebagai umpan balik bagi peserta didik dan guru. Untuk yang manual seperti gambar, foto kegiatan di rumah, latihan mata pelajaran yang harus ditulis pada kertas dan difoto, guru mengoreksi kerja siswa dan mengomentari atau memberi masukan atas kerja siswa melalui whatsapp.

Pihak terkait juga melakukan pemantauan secara berjenjang. Kepala sekolah memantau guru dengan menerima laporan melalui grup sekolah. Sekali waktu kami harus siap menerima video call dari kepala sekolah sebagai bentuk pemantauan atau supervisi atas kerja kami. Kemudian kepala sekolah melaporkan kegiatan kepada pengawas gugus atau binaan.

Selain memantau kegiatan sekolah, kepala sekolah kerap berbagi informasi sehingga kami mendapat bimbingan atau himbauan saran serta materi yang mungkin bisa jadi pilihan kami untuk memberi pembelajaran jarak jauh. Begitu juga dengan pengawas gugus atau binaan bukan hanya memantau, beliau juga memberi masukan kepada kami.

Berdasarkan laporan dari tiap kelas, respon siswa setiap hari antara 80% sampai 90%. Hal ini karena kendala beberapa siswa yang dalam satu keluarga HP hanya satu. HP tersebut digunakan juga oleh anggota keluarga yang lain. Misalnya saja dalam satu keluarga ada 3 anak SD, SMP, dan SMA. Setiap anak akan mendapat tugas dari masing-masing gurunya, sehingga mereka harus bergantian menggunakan HP tersebut. Temuan kendala lainnya adalah dalam satu keluarga HPnya satu dan digunakan ayahnya untuk bekerja karena profesinya sebagai pengemudi ojol. Hambatan lainnya yang mengurangi respon adalah ada beberapa peserta didik tidak mempunyai akses internet, sehingga meskipun memiliki HP tidak bisa bergabung dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.

Hambatan yang tersebut tidak menjadikan satu kendala yang berat karena pada dasarnya kami memahami akan keterbatasan tersebut. Berdasarkan respon siswa dan orang tuanya, kami menyimpulkan 95% orang tua menyadari bahwa anaknya harus belajar dan mengikuti program pembelajaran jarak jauh. Sehingga ada diantara peserta didik yang meskipun memiliki kendala dalam hal keterbatasan tersebut mereka tetap mencari teman terdekat untuk bergabung belajar, atau melakukan belajar offline dan teman yang online membantu melaporkan. Walau tidak 100% kami berharap mereka tetap semangat belajar dan sehat tentunya.

Harapan kami situasi ini segera berlalu. Indonesia kembali normal aman dari bencana virus yang mendunia. Sehingga guru dan peserta didik dapat berkumpul atau bertatap muka kembali melakukan pembelajaran seperti biasa. Mengingat beberapa tahapan yang harus kami persiapkan untuk kelulusan kelas VI . Semoga Allah SWT mengabulkan doa dan harapan seluruh bangsa Indonesia . Aamiin

 

Siti Soleha, Guru Kelas VI SDN Bidaracina 03 Pagi

Bagikan ..

Eyoni Maisa

Bagikan ..