Bulan Ramadhan Sebagai Momentum Peningkatan Kualitas Diri
Alhamdulillahirobbil’alamiin Pengajian Umum yang diadakan oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Tarbiyah LPMP DKI Jakarta pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2020 telah berjalan sukses dan lancar. Pengajian secara dalam jaringan (daring) tersebut dilakukan pada pukul 09.30 sampai pukul 11.30 WIB dengan diikuti oleh 22 jamaah. Penceramahnya Bapak Ustadz Muhammad Burhanudin, Lc., M.Pd.I dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor.
Dalam ceramahnya, Ustadz Burhanudin mengatakan bahwa puasa pada Bulan Ramadhan 1441 H/2020 M pada tahun ini dilaksanakan dalam suasana prihatin karena Indonesia dan dunia sedang mengalami pandemi Covid-19. Sebagian besar masyarakat sedang melaksanakan himbauan pemerintah berupa stay at home, social and physical distancing, melaksanakan belajar, bekerja dan beribadah di rumah, dan sebagainya.
Tema yang diambil dalam Pengajian Umum adalah “Bulan Ramadhan Sebagai Momentum Peningkatan Kualitas Diri”. Momentum peningkatan kualitas diri dapat dicapai melalui 4 hal yaitu:
- Sering-sering beristighfar di setiap waktu selama Bulan Ramadhan
- Melaksanakan amal-amal wajib dan sunnah. Melaksanakan ibadah wajib di Bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala yang setara dengan 70 kali melaksanakan ibadah di bulan lainnya. Melaksanakan ibadah sunnah di Bulan Ramadhan pahalanya sama seperti melaksanakan ibadah wajib pada bulan lainnya.
- Al Qur’an sebagai obat segala penyakit, sehingga pada bulan Ramadhan ini harus aktif dalam mempelajari Al Qur’an. Cara mempelajari Al Qur’an ada 3 (tiga) tingkatan, yaitu
-
- Memperbanyak membaca Al Qur’an dengan tajwid yang benar. Pahala membaca Al Qur’an walaupun tidak mengerti artinya akan mendapatkan pahala 10 kebaikan.
- Merenungkan arti setiap ayat Al Qur’an dan berupaya memahami kandungan maknanya (Tadabbur). Cara mentadabburi Al Qur’an antara lain dengan membaca terjemahannya dan penjelasannya yang biasanya ada di Al Qur’an Terjemahan.
- Berupaya mengamalkan kandungan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
4. Berburu keistimewaan malam lailatul qodr. Orang yang mendapatkan malam lailatul qodr akan mendapatkan keistimewaan pahala selama 1000 bulan atau 83,4 tahun. Malam lailatul qodr ini umumnya turun pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan.
Selama pengajian umum ini juga diberikan sesi waktu tanya jawab kepada jamaah. Jawaban-jawaban pertanyaan jamaah antara lain:
- Tanda-tanda orang yang mendapatkan malam Lailatul qodr. Menurut Bapak Ustadz Burhanuddin, tanda-tanda orang yang mendapatkan malam lailatul qodr antara lain orang yang sebelumnya jarang berbagi menjadi orang yang senang berbagi, menjadi lebih tenang, lebih nyaman, menjadi orang yang senang melaksanakan amal sholeh. Ciri-ciri malam lailatul qodr antara lain udaranya sangat sejuk dan tenang, karena banyak malaikat yang turun ke bumi.
- Agar kita tetap konsisten melaksanakan ibadah setelah Bulan Ramadhan antara lain Niat ibadah dengan tulus dan ikhlas, meyakini amal ibadahnya diterima, memperbanyak puasa sunnah di luar Bulan Ramadhan, menghindari kemaksiatan yang akan menjadi virus malas beribadah, serta memilih lingkungan yang kondusif dalam melaksanakan ibadah.
- Orang sakit yang kronis sakitnya sehingga tidak dapat berpuasa dapat diganti dengan membayar fidyah. Kalau seseorang sakit sementara, yang akan sembuh di waktu yang akan datang, maka dapat mengganti puasanya dengan melakukan puasa di luar Bulan Ramadhan (qodho).
- Untuk wanita lebih baik itikaf di rumah. Saat pandemi berlangsung, lebih baik melaksanakan itikaf di rumah dengan membuat ruangan khusus untuk ibadah (mihrab).
- Bagi wanita yang rutin mendapatkan datang bulan (haid), dapat berhenti berpuasa dengan memperhatikan tanda-tanda datang bulan sesuai yang biasa rutin terjadi. Apabila sudah diyakini bahwa tanda-tanda datang bulan tersebut sudah pasti, maka puasanya dapat dihentikan.
- Berpuasa walaupun saat pandemi akan tetap dapat bersemangat dengan banyak membaca dan mempelajari ilmu agama selama Bulan Ramadhan.
- Selama Bulan Ramadhan, terlebih saat Stay at Home, banyak waktu yang dapat digunakan untuk membaca dan mentadabburi Al Qur’an. Salah satu caranya dapat dengan one day one juz, baik secara sendiri maupun berjamaah. Dalam satu hari dapat mengkhatamkan satu juz, kemudian dilanjutkan dengan membaca dan merenungi terjemahannya. Apabila konsisten dilakukan dalam 30 hari, maka dalam sebulan dapat khatam Al Qur’an sebanyak satu kali sekaligus membaca terjemahannya.
- Membayar zakat fitrah bagi orang yang mampu. Apabila ada orang yang tidak sanggup membayar zakat, maka dapat berubah posisinya menjadi orang yang berhak menerima zakat (mustahiq). Apabila ada orang yang tidak mampu membayar zakat karena terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lalu orang tersebut membayar zakat dengan berhutang terlebih dahulu, maka boleh saja selama orang tersebut akan dapat membayar hutangnya di lain waktu. Namun kalau kemungkinan besar sulit untuk membayar hutangnya, maka tidak ada kewajiban berzakat, justru berhak menjadi penerima zakat atau mustahiq.
Demikian isi dari pengajian umum yang telah dilaksanakan, semoga bermanfaat..