BebaringProgram Inovasi

Berbaring ““Dampingi Anak Tumbuh Kembang Bahagia dengan Tutwuri Handayani”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Dalam rangka menyambut Hari Anak Sedunia yang jatuh pada tanggal 20 November, BPMP Provinsi DKI Jakarta kembali berkolaborasi dengan Jakdisdiktv Pusdatikomdik, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyelenggarakan Podcast Berbaring (Belajar Bersama dalam Jaringan) dengan tema “Dampingi Anak Tumbuh Kembang Bahagia dengan Tutwuri Handayani”. Acara yang dilaksanakan pada Jumat, 18 November 2022 ini menghadirkan Dra. Niniek L Karim, M.Si (Psikolog Sosial/Pekerja Seni), dipandu Moderator Heni Mulyani, M.Si (Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta) dan MC Ismi Latifah (Tenaga Ahli Pusdatikomdik Disdik Provinsi DKI Jakarta).

Niniek L Karim, narasumber lulusan S1 dan S2 dari Universitas Indonesia yang sekaligus kemudian menjadi Dosen Psikologi UI ini menjelaskan bahwa Orang/Anak yang berBAHAGIA adalah orang/Anak yang cenderung senang, tentram lahir batin karena ia merasa sering mendapat rahmat dan mujur.  Ajaran Ki Hadjar Dewantara ke para PENDIDIK yaitu dampingi ANAK dengan asas TUTWURI HANDAYANI.  Bahwa, Setiap orang-ANAK punya hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Tugas pendidik mengikuti dari belakang, memberi dorongan-bimbingan agar tetap di jalur positif.

Narasumber yang juga dikenal sebagai artis film berbakat dengan segudang prestasi yang diraih, salah satunya peraih Piala Citra untuk Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, lebih lanjut memaparkan bahwa yang perlu kita resapi dalam menumbuhkan semangat positif:

  • Membutuhkan waktu dan kesabaran.
  • Membutuhkan kesungguhan dan komitmen dari semua pihak yang terlibat
  • Untuk tetap setia pada cita-cita bersama.
  • Perlu ada pemantauan program yang berkesinambungan

Lebih dari 350 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias secara daring melalui zoom meeting dan siaran langsung melalui dua kanal youtube Official BPMP DKI Jakarta dan Jakdisdiktv. Begitu banyak pertanyaan yang disampaikan baik melalui chat room maupun disampaikan langsung kepada narasumber. Di antaranya pertanyaan yang disampaikan oleh Amelia Nurali, yang menanyakan bagaimana bila memiliki anak autis?. Narasumber menjawab: fokus pada pengembangan anak, cari kelebihannya dan tingkatkan pada hal tersebut. Abaikan pendapat orang lain yang bersifat negatif. Bila perlu berikan pada sekolah surat keterangan dari rumah sakit yang menyatakan anak ini bisa diterima di sekolah umum. Saat ini sekolah bersifat inklusif yang dapat menerima siswa berkebutuhan khusus.

Pertanyaan lain disampaikan oleh Dwijayati, SMP Hang Tuah: Bagaimana menghadapi siswa pandai, aktif dan kreatif yang memiliki tingkat emosional tinggi?. Kemudian dijawab oleh narasumber yang masih terlihat cantik di usia senja ini dengan memberikan penjelasan bahwa ada keunikan pada tiap anak. Sejatinya sejak janin manusia terbentuk sudah dibekali dengan ‘permata’nya masing-masing. Permata yang berupa potensi-potensi yang siap untuk digali ditemukan dan di asah.  Bagaimana agar PERMATA itu bisa diasah agar terwujud sebagai kekuatan yang paling tepat dan paling ampuh dalam melakoni hidup ini adalah sebuah tantangan. Tugas kita adalah bagaimana kita mengasah permata tersebut. Sekolah harus mampu mefasilitasi minat dan bakat anak.

Konon kata Abraham Maslow, BAHAGIA sempurna akan manusia rasakan bila ia berhasil mengasah potensinya secara optimal sehingga bisa indah cahayanya bisa menyinari diri, juga lingkungan.  Itulah SEJATInya IMPIAN MANUSIA.

Penasaran dengan kelanjutannya…? Diskusi yang sangat seru dan menarik lainnya dapat disaksikan lebih lengkap melalui kanal Youtube BPMP DKI Jakarta pada link: http://www.youtube.com/watch?v=sGRnnQQmnm8

Puisi Kabir

Wahai para pamong, para pendidik, tidak usah kau cari taman yang indah

Tak perlu itu

Lihat lah ke dalam dirimu

Lihatlah ribuan bunga2 di diri anak didik mu

Maka aka kau temui  taman yg paling indah

Anakmu bukanlah milikmu

Bagikan ..

Noor Fatimah

Bagikan ..