INOVASI DAN TRANSFORMASI PEMBELAJARANkegiatan

Belajar Hebat Penuh Tantangan Bersama Widyaprada (Bhetawi) “Asesmen Kurikulum Merdeka”
Sri Rakhmawanti, S.E., M.M.

Masalah dalam dunia pendidikan perlu senantiasa disikapi dengan terus menerus berupaya mencari solusi bersama.  Permasalahan seperti rendahnya angka partisipasi PAUD dan pendidikan tinggi; rendahnya hasil pembelajaran; ketimpangan kualitas pendidikan secara geografis; dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kebudayaan, perbukuan, dan bahasa menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk memperbaikinya.

Dengan diluncurkannya Kurikulum Merdeka sebagai salah satu upaya pemulihan pembelajaran, maka pembelajaran diharapkan makin berpusat pada peserta didik dan mengedepankan capaian pembelajaran sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik.

Jabatan fungsional widyaprada adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan. Dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan haknya ini widyaprada dapat menguatkan peran Kemendikbudristek dalam agenda pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan, utamanya dalam program inovasi di BPMP Provinsi DKI Jakarta dalam bentuk fasilitasi dengan nama kegiatan Belajar Hebat Penuh Tantangan bersama Widyaprada, disingkat Bhetawi.

Melalui kegiatan Bhetawi, akan disampaikan berbagai informasi dan pemahaman terkait hal-hal berikut: memerdekakan pembelajaran yang tidak menjadikan sebagai beban namun menjadikan sebagai pengalaman yang menyenangkan;  memerdekakan guru   sebagai   penerus   pengetahuan   menjadi   guru  sebagai fasilitator pembelajaran; memerdekakan pedagogi, kurikulum, dan asesmen yang dikendalikan oleh konten menjadi berbasis kompetensi dan nilai-nilai; serta memerdekakan pendekatan pedagogi yang bersifat pukul rata (one size fits all) menjadi berpusat pada peserta didik dan personalisasi.

Tayang perdana kegiatan Bhetawi pada hari Jumat, 21 Oktober 2022 pukul 08.30 – 11.30 WIB mengupas mengenai Asesmen Kurikulum Merdeka, yang selanjutnya disajikan juga bimbingan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar. Narasumber kegiatan Bhetawi edisi perdana ini adalah Dr. Didang Setiawan Widyaprada Ahli Madya sekaligus Ketua Pokja Inovasi dan Transformasi Pembelajaran bersama Susiah Budiardi, M.Pd Widyaprada Ahli Muda sekaligus Wakil Ketua Pokja Inovasi dan Transformasi Pembelajaran. Peserta yang hadir berasal dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, PKBM, dan SLB berjumlah 110 orang.

Pada penjelasannya Pak Didang menyampaikan beberapa informasi mengenai bahwa di Kurikulum Merdeka, murid memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi karena murid dapat belajar sesuai dengan capaian pembelajarannya. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik (berdiferensiasi). Sebelum pembelajaran dimulai, guru perlu melakukan asesmen awal untuk mendapatkan peta capaian belajar peserta didik dapat diketahui. Berdasarkan peta capaian belajar peserta didik itulah maka tim sekolah (guru) dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan capaian peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan diferensiasi isi atau proses atau produk.

Lebih lanjut Pak Didang menjelaskan tentang capaian akhir dari Kurikulum Merdeka yaitu terwujudnya profil pelajar Pancasila. Dalam Kurikulum Merdeka, penguatan profil pelajar Pancasila mendapat alokasi waktu khusus dalam bentuk pembelajaran berbasis proyek. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Lebih lanjut Pak Didang menyampaikan fungsi asesmen dalam pembelajaran. Asesmen berfungsi untuk mengetahui kebutuhan belajar serta perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen yang dilakukan antara lain asesmen terhadap pembelajaran (assessment of learning), asesmen untuk pembelajaran (assessment for learning), dan asesmen sebagai pembelajaran (assessment as learning).

Pada Kurikulum Merdeka, diharapkan guru berfokus pada asesmen untuk pembelajaran dan asesmen sebagai pembelajaran agar pembelajaran dapat terus diperbaiki dan disesuaikan kebutuhan peserta didik. Asesmen diagnostik dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester. Asesmen perlu dilakukan secara rutin agar diketahui perkembangan peserta didik apakah sudah sesuai dengan yang seharusnya atau mengalami keterlambatan perkembangan.

Di akhir penyampaian materi, Pak Didang juga menjelaskan bagaimana mengisi rapor dari pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka. Intinya isian masih bisa berbentuk angka, akan tetapi ada intervalnya, dan dilengkapi juga laporan capaian belajar peserta didik dalam bentuk uraian yang menggambarkan profil capaian pembelajaran peserta didik dalam satu semester/tahun.

Sesi materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Susiah dan Ibu Fatmah terkait pentingnya memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar untuk Implementasi Kurikulum Merdeka. Pada kesempatan ini, Ibu Susi dan Ibu Fatmah memberikan gambaran apa saja yang bisa dilakukan para guru dengan menggunakan Platform Merdeka Mengajar. Untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, tim sekolah mengikuti Pelatihan Mandiri dan memanfaatkan menu-menu yang ada di Platform Merdeka Mengajar, yaitu menu video inspirasi, asesmen murid, perangkat ajar, bukti karya dan komunitas belajar. Untuk masuk ke menu yang ada Platform Merdeka Mengajar, selain menu video inspirasi, diperlukan akun belajar.id yang telah diaktivasi.

Semoga dengan terus berlatih menggunakan Platform Merdeka Mengajar, implementasi Kurikulum Merdeka akan berjalan sesuai dengan tujuannya, dan terwujudlah Pendidikan Tuntas Berkualitas di DKI Jakarta.

 

 

 

 

Bagikan ..

Noor Fatimah

Bagikan ..