Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kerjasama Penjaminan Mutu Pendidikankegiatan

Belajar Bersama Dalam Jaringan “Pembelajaran Berdiferensiasi di Masa Pandemi Covid-19”
Oktora Melansari, S.Sos, MA

Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.

 Ing Ngarsa sung tulada

Ing Madya Mangun Karsa

Tut Wuri Handayani

 (Ki Hajar Dewantara)

 

Berawal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) di atas, Belajar Bersama Dalam Jaringan (BerBaRing) episode Jumat 23 Juli 2021 bertepatan dengan Hari Anak Nasional mengangkat tema Pembelajaran Berdiferensiasi di Masa Pandemi Covid-19, dipandu narasumber Rosmida Simanjorang, M.Pd, dan moderator Dini Pratiwindya, M.Pd yang diikuti oleh lebih dari 280 peserta melalui Zoom Meeting dan 230 lebih peserta mengikuti melalui link Youtube Official LPMP DKI.

 

Narasumber yang merupakan Widyaprada LPMP Provinsi DKI Jakarta ini mengawali kegiatan BerBaring dengan dengan pemutaran video fabel tentang keberagaman kemampuan penghuni hutan, inti cerita sebagai ilustrasi yang menunjukkan bahwa setiap individu memiliki beragam kemampuan, kita harus menampung semua kompetensi peserta didik. Hakikat pendidikan intinya adalah Pendidikan merupakan kunci pembangunan sebuah bangsa. Pendidikan dilakukan melalui usaha menuntun segenap kekuatan kodrat yang dimiliki anak, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya

 

Pemikiran KHD bahwa pendidikan harus sesuai dengan Kodrat Alam dan Kodrat Jaman, implementasinya di masa PJJ adalah mendidik dengan memperhatikan minat bakat dan kemampuan siswa sesuai perkembangan  perubahan jaman, membuat Profil Siswa, menyusun RPP dan Pembelajaran Berdiferensiasi, serta harus kreatif dan inovatif di Abad 21. Jika seorang guru ingin sukses mengajar, maka ia harus mengenali dulu profil siswanya. Sebab, sejatinya pembelajaran harus disajikan secara berdiferensiasi.

 

Selanjutnya Bunda Ros, demikian narasumber akrab disapa menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi secara singkat merupakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Hal ini juga sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang berpandangan bahwa setiap anak itu unik dan berbeda. Oleh sebab itu, guru harus menuntun mereka sesuai dengan kodratnya. Hal ini selaras dengan arah pengembangan merdeka belajar. Di mana dalam konsep merdeka belajar terdiri dari: pemahaman akan profil siswa, kebutuhan siswa, persiapan guru dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

 

Kecerdasan, merujuk pada Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) menurut Howard Gardner(1983) ada delapan jenis kecerdasan, dimana setiap orang memiliki satu bahkan lebih:

  1. Kecerdasan Verbal-Linguistik: Kecerdasan ini melibatkan pengetahuan yang datang melalui bahasa; melalui membaca, menulis, dan berbicara. Ini melibatkan pemahaman urutan dan arti kata-kata dalam pidato dan tulisan dan bagaimana menggunakan bahasa dengan benar.
  2. Kecerdasan Matematis-Logis: Kecerdasan ini menggunakan angka, matematika, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola yang terjadi dalam hidup seperti pola pikir, pola angka, pola visual, pola warna, dan sebagainya.
  3. Kecerdasan Visual-Spasial: Kecerdasan ini mewakili pengetahuan yang terjadi melalui bentuk, gambar, pola, desain, dan tekstur yang tidak hanya dilihat dengan mata eksternal, tetapi juga mencakup semua gambar yang dapat dibayangkan di dalam kepala.
  4. Kecerdasan Intrapersonal: kemampuan refleksi diri sebagai manusia yang dengannya mereka dapat melangkah keluar dari diri sendiri dan berpikir tentang kehidupanya sendiri.
  5. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh: Cara mengetahuinya terjadi melalui gerakan fisik dan melalui pengenalan tubuh fisik.
  6. Kecerdasan Interpersonal: Ini adalah pengetahuan yang terjadi ketika sesorang bekerja dengan dan berhubungan dengan orang lain, seringkali sebagai bagian dari tim.
  7. Kecerdasan Naturalis: melibatkan seluruh pengetahuan yang terjadi di dalam diri dan melalui pertemuan diri dengan dunia alami termasuk pengenalan, penghargaan, dan pemahaman tentang lingkungan alam.
  8. Kecerdasan Irama Musik: berkaitan dengan seluruh bidang suara, nada, ketukan, dan pola getaran serta musik.

Setelah mengetahui dan melakukan pemetaan kemampuan siswa, tentukan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang terdiri dari:

  • Diferensiasi Konten: Berhubungan dengan apa yang akan murid ketahui, pelajari dan pahami
  • Diferensiasi Proses: Merupakan cara murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajarinya
  • Diferensiasi Produk: Hasil pekerjaan, unjuk kerja yang mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan

Seusai pemaparan materi dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang dipandu moderator Dini Pratiwindya, PTP LPMP Provinsi DKI Jakarta. Para peserta begitu antusias menyampaikan pertanyaan baik secara langsung ataupun melalu chat room. Salah satu pertanyaan yang disampaikan oleh Rosiana F, Guru SMAIT Al Kahfi: bagaimana cara memberi tugas pidato pada siswa yang pemalu, hobinya gambar, main bola, baca novel, dll, kira-kira tugasnya seperti apa, sedangkan KDnya disuruh pidato? Narasumber yang sangat enerjik dan bersemangat ini kemudian menjawab bahwa proses diferensiasi demikian pula hasilnya, produk tidak boleh disamaratakan. Tidak boleh memaksakan kehendak pada anak. Rubriknya pun bervariasi sesuai dengan kompetensi siswa. Hal ini ditanggapi oleh Nina Ratna Suminar, mantan Widyaiswara LPMP DKI Jakarta yang saat ini bertugas di PPPPTK Penjas dan BK menambahkan penjelasan mengubah istilah pidato contohnya memberikan tugas pidato pada anak yang suka menggambar adalah dengan cara menugaskan anak tersebut menggambar kemudian menceritakan kembali apa yang dia gambar, dengan demikian secara tidak langsung anak tersebut belajar mengungkapkan pemikirannya.

 

   

 

Di penguhujung acara, moderator imut yang selalu ceria ini menyimpulkan bahasan materi BerBaRing kali ini antara lain:

  • Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berpihak pada siswa sesuai nilai-nilai Ki Hajar Dewantara “menghamba pada anak”;
  • Pembelajaran berfokus pada kebutuhan individu anak (gaya belajar, minat, multiple intelegence;
  • Perlu strategi pembelajaran yang beragam mulai dari konten, proses dan produk hasil belajar anak;
  • Dukung dengan lingkungan belajar dan komunitas belajar yang menyenangkan; dan
  • Seluruh upaya ini dilakukan dalam rangka memberikan pengalaman belajar yang bermakna, menarik, dan menyenangkan bagi anak.

Melalui kegiatan BerBaRing episode ini diharapkan para peserta memiliki keinginan untuk mengimplementasi, jangan takut untuk mencoba, dengan demikian tujuan kegiatan agar peserta mampu merefleksikan Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran dapat tercapai dan terlaksana dengan baik.

Selamat Hari Anak Nasional…Anak Terlindungi, Indonesia Maju..!!

Selengkapnya kegiatan ini dapat diikuti kembali melalui link http://www.youtube.com/watch?v=fYT3VkIbpVY

Bagikan ..

Noor Fatimah

Bagikan ..