Belajar Bersama dalam Jaringan (BerBaRing): “Penilaian Selama Pembelajaran Jarak Jauh”
Oktora Melansari, S.Sos, MA
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang saat ini dilaksanakan saat ini adalah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) jaman “now”. Ketika orientasi pada keterampilan abad 21 bukan pada pencapaian target kurikulum karena kondisi pandemi COVID-19 “memaksa” diberlakukannya kurikulum darurat. Oleh karena itu, sistem penilaian yang dilakukan juga harus menyesuaikan kurikulum yang berlaku. Episode Belajar Bersama dalam Jaringan (BerBaRing) di minggu terakhir Bulan Juli pada ahri Jumat tanggal 30 Juli 2021 mengangkat tema “Penilaian Selama Pembelajaran Jarak Jauh” menghadirkan narasumber Sunaryo, S.Pd, MM, Kepala Sekolah SMAN 86 Jakarta dan moderator Ani Purwati, M.Pd, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) LPMP Provinsi DKI Jakarta.
Pada paparan materinya, narasumber yang juga merupakan Tim Kurikulum Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa Penilaian pada kondisi khusus adalah penilaian yang dilakukan pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sehingga membutuhkan penyesuaian dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian pada masa PJJ lebih bermakna pada penilaian harian dibanding penilaian semester atau akhir tahun.
Penilaian harus berbasis Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Terdapat korelasi yang jelas antara penilaian dan IPK, karena penilaian untuk mengukur IPK. Penilaian tidak terlepas dari perencanaan dan proses pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada PJJ penilaian harian lebih bermakna dibanding dengan penilaian akhir. Penilaian pada PJJ dapat memilih teknik dan instrument yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik selain itu dapat pula memberikan tugas atau projek secara kolaboratif dengan beberapa mata pelajaran.
Prinsip penilaian adalah:
- Mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
- Mampu mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
- Mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan–kesalahan yang menyebabkan terjadi kelemahan dalam proses pembelajaran.
- Mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum (Santoso dalam Basuki & Hariyanto, 2015).
Pendekatan-pendekatan dalam penilaian, teknik dan instrumen penilaian dan strategi yang digunakan dibahas pula dalam kegiatan yang diikuti secara antusias oleh lebih dari 260 peserta ini.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang berlangsung hangat. Salah satu pertanyaan disampaikan oleh Tika Nur Rahma, Guru SLBN 10 Jakarta, yang menanyakan bagaimana antisipasi pemberian penilaian terutama pada siswa kelas rendah yang sering dibantu oleh orang tua dalam pengerjaan tugas harian/soal-soal penilaian karena mengharapkan nilai yang bagus? Pertanyaan dijawab oleh narasumber yang menjelaskan bahwa hal ini bisa terjadi karena orientasi penilaian lebih kepada penilaian berbasis angka, dalam hal ini guru harus mengatur strategi, dalam PJJ keterlibatan orang tua memang sangat dianjurkan, perbanyak penilaian pada proses, saat diskusi dengan siswa, dll. Pada saat penilaian prinsip kejujuran harus ditekankan khususnya pada orang tua/pendamping.
Durasi 2 jam kegiatan tidak terasa berjalan begitu cepat, meski masih banyak pertanyaan yang ingin disampaikan namun waktu BerBaring harus berakhir. Dengan mengikuti episode BerBaRing kali ini diharapkan peserta dapat lebih menambah wawasan serta pengetahuan khususnya dalam hal Penilaian di Masa PJJ.
Secara lengkap acara ini dapat disaksikan melalui kanal Youtube Official LPMP DKI http://www.youtube.com/watch?v=1p-LeVEWgQg.