Belajar Bersama dalam Jaringan: “Anak Bahagia, Pendidikan Berkualitas”
Oktora Melansari, S.Sos, MA
Masih dalam rangkaian memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2022, BPMP Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Podcast Berbaring di Jakdisdiktv dengan tema “Anak Bahagia, Pendidikan Berkualitas”, menampilkan Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si, dipandu duo moderator cantik dan smart Seniwati, S.AP, MM (BPMP Provinsi DKI Jakarta) dan Ismi Latifah (Jakdisdiktv). Acara ini diikuti oleh 311 peserta dari berbagai penjuru tanah air melalui zoom meeting, serta 1000 lebih peserta melalui kanal youtube JakdisdikTV dan Official BPMP DKI Jakarta.
Narasumber yang akrab disapa Kak Seto ini telah berkecimpung di dunia pendidikan anak sejak tahun 1980an, tak heran beliau begitu fasih menjawab pertanyaan dari Kak Wati tentang bagaimana definisi bahagia untuk anak, jaman dulu dan sekarang?. Menurut Kak Seto, anak jaman dulu bahagia apabila dapat memenuhi keinginan orang tua, bisa jadi dokter, guru, insinyur, dan lain-lain. Sesuai perkembangan jaman, dalam UU Perlindungan Anak, salah satu hak dasar anak adalah hak didengar suaranya, hak berpartisipasi, hak dilibatkan dalam keputusan pada kegiatan saat ini, dan masa depan. Anak jaman sekarang akan bahagia apabila didengar pendapatnya. Saat ini anak yang menentukan masa depannya, bila dimengerti orang tua sesuai bakat, minat dan kecerdasannya itu akan membuatnya bahagia.
Lebih lanjut narasumber lulusan Doktor Psikologi Universitas Indonesia ini menjelaskan, sumber informasi jaman dulu hanya satu, dari orang tua. Saat ini, sumber informasi sangat beragam, sehingga anak harus bisa memilih mana yang baik untuknya. Kita harus cerdas menggunakan sumber/media informasi sebagai alat yang bermanfaat. Namun bila kemudian muncul pertanyaan, kenapa anak jaman now banyak kecanduan gadget?, kak Seto menjawab bahwa anak adalah peniru yang paling hebat, bila orang tua sibuk dengan gadget, maka anak juga akan meniru. Mari dukung Gerakan Nasional “SASANA” (Saya Sahabat Anak). Dengan demikian anak akan lebih dekat dengan orang tua dan keluarga, bukan dengan gadget.
Terkait dengan tema podcast, “Anak Bahagia, Pendidikan Berkualitas”, menurut Kak Seto pendidikan menurut UU Sisdiknas, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya … itu artinya adalah pendidikan merupakan usaha sadar memunculkan sesuatu dari dalam, ibarat bunga agar merekah maka tanah harus subur, diberi pupuk, disiram air. Makna Pendidikan adalah memunculkan potensi setiap anak, bisa sebagai olahragawan, seniman, dokter, dan lain-lain. Bagaimana pendidikan itu membuat anak tumbuh sesuai potensinya, bagaimana kualitas SDM, guru harus mengerti bagaimana anak, potensinya, keinginannya, menjauhkan dari kekerasan, dan melindungi. Jangan bandingkan anak yang satu dengan yang lain, baik dengan saudara kandung atau pun temannya atau anak lainnya karena semua anak punya potensi tersendiri.
Terkait Tema HAN “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” menurut Kak Seto, yang paling penting memosisikan orang tua bukan sebagai komandan, tapi sebagai sahabat. Biasakan pertemuan dengan anak, bisa dengan sebutan MPR (Majelis Permasyawaratan Rumah), KMB (Konferensi Meja Bundar), dan lain-lain. Jangan berikan instruksi, tapi dengarkan, berikan kesempatan anak untuk berpendapat. Bagaimana seharusnya ayah atau bunda bersikap pada mereka, koreksi kesalahan, sesuai dengan komitmen rapat keluarga jalankan dengan demokratisasi dalam keluarga, maka anak akan mampu bekerja sama dan memahami tanggung jawabnya. Orang tua harus punya waktu untuk anak. Sentilan Kak Seto buat para ortu yang tidak punya waktu “Kalau ngga ada waktu untuk anak yaa jangan punya anak..”. Orang tua harus selalu siap sedia menyediakan waktu khusus untuk anak disela-sela kesibukannya.
Antusiasme peserta mengikuti podcast sangat terlihat dari begitu banyaknya pertanyaan yang diajukan baik melalui kolom chat zoom maupun pertanyaan yang disampaikan langsung oleh peserta. Beberapa pertanyaan yang disampaikan peserta antara lain dari Maryanto, S. Pd yang menanyakan terkait sebesar apa pengaruh mental anak jika orang tua membandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain, meskipun sebenarnya tujuan orang tua hanya memberikan motivasi salah satu anak. Kak Seto menjelaskan bahwa setiap anak akan terguncang apabila dibandingkan dengan anak yang lain. Bandingkan dengan dirinya sendiri, supaya ia melihat dirinya sendiri, karena anak butuh penghargaan, butuh pengakuan, anak akan makin pede dan ini akan terkait dengan pembangunan karakter.
Pertanyaan selanjutnya dari Rosmida Simanjorang, M.Pd (Widyaprada BPMP Provinsi DKI Jakarta) yang menanyakan bagaimana peran orang tua dalam menentukan teman yang baik untuk anak kita agar tidak salah memilih teman?. Jawaban Kak Seto adalah teladankan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulodo….di depan memberi teladan, beri contoh, cari teman yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga, Ing madya mangun karsa…komunikasikan, membangun motivasinya, Tut Wuri Handayani..beri kesempatan pada anak tetapi kontrol anak, sehingga anak berjalan pada relnya, sesuai dengan ajaran agama, adat istiadat, dan nilai-nilai dalam keluarga.
Pertanyaan dari Jonathan Sotarjua Roberkat Tambunan terkait kekecewaan siswa yang tidak berhasil melanjutkan pendidikan yang diinginkan, dijawab Kak Seto bahwa sebagai manusia kita harus punya daya lenting, tidak semua orang dapat mencapai apa yang diinginkan, tetapi harus bisa selalu bangkit, harus punya rencana, ada beberapa alternatif, berani sukses tetapi juga berani gagal, harus kreatif. Dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan, kita tidak akan mudah terpuruk dan mencari jalan pintas. Bila kendalanya pada kesulitan ekonomi, cari beasiswa. Boleh marah, boleh kesal, namun kelola marah dengan cerdas, bukan dengan kekerasan, bukan dengan menyebut anggota kebun binatang, marah dengan senyum. Pandai mengelola emosi dengan cerdas, itulah kunci sukses.
Sedangkan pertanyaan dari Ibu Upi Purnamasari terkait perundungan (bullying) pada anak. Menurut Kak Seto, jangan beri ruang/kesempatan untuk terjadi tindak kekerasan/perundungan pada anak. Bentuk Satgas kerjasama antara sekolah, orang tua, dinas Pendidikan, dan instansi terkait untuk mencegah bullying. Dengan cara demikian, di beberapa sekolah ternyata cukup berhasil, anak menjadi nyaman, bahagia, sehingga proses belajar jadi optimal.
Begitu banyak pertanyaan yang disampaikan, namun karena keterbatasan w aktu tidak semua pertanyaan dapat dijawab. Semoga dengan tayangan podcast kali ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi para orang tua, pendidik dan tenaga Pendidikan, untuk dapat lebih memahami arti kebahagiaan anak agar cita-cita pendidikan berkualitas tuntas untuk semua dapat terwujud.
Banyak-banyak pohon berjajar
Di bawah pohon ada kolam ikan
Semua anak senang belajar
Ciptakan suasana yang menyenangkan
(Kak Seto)
*Anak itu otentik, unik, dan tidak terbandingkan*
Saksikan tayangan ulang Podcast Berbaring di JakdisdikTV melalui kanal Youtube Official BPMP DKI Jakarta pada link: https://www.youtube.com/watch?v=5TUbXUwi4gg