Artikel

Badai Covid-19 Bagi Dunia Pendidikan
Juwarto, M.Pd, Guru SMPN 115 Jakarta

Covid-19 bagi kami civitas akademika SMPN 115 Jakarta bukan hanya wabah yang menakutkan dan perlu diwaspadai, melainkan merupakan badai yang meluluhlantakkan semua program pembelajaran yang sudah disusun selama satu tahun. Khususnya bagi peserta didik kelas 9 yang memang sudah dipersiapkan untuk bertarung dan memenangkan kompetisi di Ujian Nasional 2020.

Program yang sudah disusun bersama antar komponen sekolah yakni guru, karyawan, komite dan orang tua sebagai stakeholder utama sekolah, habis diterjang badai Covid-19. Program yang sudah berjalan dan tinggal ujungnya yakni Ujian Sekolah dan Ujian Nasional hilang bagai disapu tsunami. Ada banyak kesedihan muncul di sana, asa prestasi yang akan ditorehkan untuk mengharumkan nama sekolah, orang tua dan Propinsi DKI Jakarta tercinta seketika hilang tatkala Gubernur DKI Jakarta memutuskan “merumahkan” aktifitas pembelajaran, pada hari Sabtu 14 Maret 2020 sampai tanggal 29 Maret 2020.

Saat Gubernur baru selesai press conference, berbagai pesan dan panggilan dari orang tua silih berganti masuk menanyakan kelanjutan masa depan anak-anak kelas 9. Kita yang berada di jajaran manajemen hanya bisa menenangkan orang tua dan anak-anak bahwa keputusan ini lebih utama karena menyangkut keselamatan dan kesehatan jutaan penduduk DKI Jakarta bahkan penduduk Indonesia menjadi taruhannya. Dengan bahasa yang kami sendiri masih bingung menyelami arah kebijakan pemerintah ke depan, kami berupaya menenangkan orang tua, peserta didik dan guru-guru tentang sebuah takdir Tuhan yang berkuasa di atas rencana makhlukNya. Secara perlahan orang tua, peserta didik  sudah mulai memahami perubahan yang terjadi.

Dengan berbekal keyakinan dan optimisme bahwa Covid-19 akan segera berakhir,  kami guru dan orang tua tetap semangat menjalani program sukses Ujian Nasional melalui pembelajaran jarak jauh.  Pimpinan menyiapkan berbagai program baru untuk menyesuaikan kebijakan gubernur DKI Jakarta dan Dinas Pendidikan. Dengan bermodalkan WAG (baca Whatsapp Group) langsung hari Senin, 16 Maret 2020 kita tancap gas untuk “nekad” melaksanakan pembelajaran dengan persiapan yang “darurat”.

Hari Senin, 16 Maret 2020 seluruh guru dan karyawan bergerak cepat berbenah dengan menyelami berbagai aplikasi pembelajaran moda daring agar esok harinya bisa langsung terlaksana pembelajaran secara lebih terprogram. Maka kami langsung melakukan pelatihan pendalaman aplikasi “sipintar” besutan Dinas Pendidikan dan Google Cassroom. Bagi guru muda maupun yang berjiwa muda tantangan pembelajaran jarak jauh tidak menjadi masalah besar, namun bagi guru “senior” hal ini tentu menjadi masalah karena perlu waktu untuk menyesuaikan. Dengan berbekal komitmen, dedikasi atas tugas dan juga jiwa pemberani keluar dari zona nyaman akhirnya kami dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh di hari kedua dengan tertata dan terarah.

Badai semakin nyata dan menghempaskan semua program dan rencana yang sudah dijalankan sebagian, bahkan tinggal ujungnya tatkala Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengeluarkan surat edaran no. 4 tahun 2020 pada tanggal 24 Maret 2020 tentang penghapusan UN. Impian akan menutup UN “terakhir” dengan prestasi terbaik di Indonesia luluh lantak diterjang badai Corona.

Goncangan demi goncangan akibat badai Corona, membawa pada suatu pandangan tersendiri kepada kami insan pendidik, yakni semangat belajar dan semangat mengajar tidak boleh luntur dan kalah oleh keadaan apapun. Dengan berbekal saling pandu memandu, model pembelajaran jarak jauh pun sudah mulai menemukan bentuknya. Semua warga sekolah ramai-ramai mulai belajar mengelola kelas “maya” dengan menggunakan berbagai platform “gratis” yang tersedia. Dinas Pendidikan DKI memiliki aplikasi “Sipintar”, dan banyak juga guru yang sudah terlebih dahulu menggunakan kelas maya sebagai kelas pendamping dengan memanfaatkan “google classroom”. Bahkan guru-gurupun sudah mulai jenuh dan rindu tatap muka dengan anak-anak, maka mulai ramai belajar menggunakan “ Video Conference” seperto Zoom, Lark, Goole Meet dll.

Dalam pembelajaran jarak jauh, kami tidak hanya menekankan pada kegiatan “serius” mengejar kurikulum, tapi menekankan bagaimana proses pembelajaran kreatif, menyenangkan dan tetap kolaboratif dengan memanfaatkan teknlogi yang ada. Peserta didik tetap bisa diskusi, melakukan praktik seni budaya, olahraga dan aktifitas fisik lainnya agar tetap bugar. Wali kelas juga selalu memantau keadaan kesehatan peserta didiknya, memberikan motivasi menyemangati agar tetap di rumah, melakukan aktifitas yang menyenangkan dan menyehatkan, tetap disiplin bangun tidurnya, makan-makanan bergizi istirahat yang cukup dan selalu komunikasi dengan rekan-rekanya agar tidak sepi dan jenuh. Terbukti alhamdulillah orang tua dan peserta didik memberikan apresiasi positif terhadap jalannya proses pendidikan jarak jauh yang sudah dijalani selama dua minggu terakhir.

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, komitmen kami warga sekolah baik guru, peserta didik dan orang tua adalah semangat belajar dan semangat mengajar kami tetap sama meskipun terpisah jarak. Wali kelas sebagai garda terdepan pembelajaran jarak jauh tidak bisa lepas dari HP untuk mengingatkan absensi kelas dengan memanfaatkan google form pada pukul 06.30 kemudia diisi motivasi dan pembiasaan membaca doa. Untuk yang muslim diarahkan membaca doa-doa Almatsurat dipandu melalui aplikasi atau youtube, yang beragama Kristen menggunakan media dari youtube, katolik melalui kebaktian grup dan yang hindu melalui pendampingan tayangan youtube. Semua bersinergi untuk tetap memanjatkan doa keselamatan. Usaha mengingatkan untuk pembiasan hidup bersih dan pola makan serta istirahat juga selalu diingatkan. Setelah pukul 07.05 pembelajaran mulai dilaksanakan sesuai jadwal. Pada 2 minggu pertama pembelajaran jarak jauh, kita masih menggunakan jadwal tatap muka saat kelas normal. Namun pada minggu-minggu berikutnya jadwalnya disederhanakan dan modanya divariasikan supaya anak-anak tidak jenuh. Kendala yang dihadapi banyak, ada beberapa anak yang terlambat gabung, kehabisan kuota dan lain-lain. Namun kendala tadi bisa diatasi karena orang tua kita ikutsertakan untuk mengisi jurnal keterlaksanaan pembelajaran melalui aplikasi googleform. Bahkan orang tua dan siswa wajib memberikan feedback pelaksanaan pembelajaran agar kami bisa melakukan perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga memiliki konsen besar dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini dengan membuat mekanisme pelaporan melalui website Dinas Pendidikan. Monitoring secara langsung ke sekolah melalui berbagai perangkatnya seperti pengawas dan juga petugas untuk memantau proses pembelajaran juga dilakukan. Sejauh ini, proses pembelajaran berlangsung dengan lancar dan bermakna. Meskipun ketika ada pilihan, proses pembelajaran langsung jauh lebih efektif dan menarik.

Goncangan berikutnya tatkala guru berposisi sebagai orang tua bagi anak-anaknya yang harus mendampingi putra-putrinya mengikuti pembelajaran jarak jauh, khususnya saat anak-anaknya masih duduk di bangku Sekolah Dasar atau mungkin yang masih memiliki bayi. Apalagi jika guru tersebut seorang ibu yang tidak hanya melayani putra-putrinya membantu dan mendampingi konten pembelajaran, tapi juga harus menyediakan logistik keluarga yang kerap habis dalam sekejap. Belum harus mencari “bahan” logistik yang kerap susah mencarinya ditambah dengan “teror” Covid-19 yang mengintai kapanpun, semua menjadi bumbu kehidupan tersendiri yang harus diterima dengan iklas.

Goncangan badai ini mungkin tidak seberapa karena pasti juga dialami oleh keluarga-keluarga lain di luar sana yang kadang masih harus bertaruh dengan kesehatan diri untuk melayani yang tertimpa musibah wabah Covid-19 seperti dokter, perawat dan tenaga medis lainnya, demikian juga warga masyarakat yang selama ini mengais rejeki “harian” dengan situasi ini, tentu akan terdampak bagi kehidupan dirinya dan keluarga.

Karena itu penulis mengajak seluruh insan pendidik, tetap semangat mendampingi peserta didiknya dengan sentuhan cinta dan kebijaksanaan. Tetaplah belajar untuk menyediakan konten pembelajaran yang tepat untuk disampaikan kepada peserta didik agar menyenangkan dan bermakna, meskipun mas Menteri memberikan keleluasaan tidak terkunci pada kurikulum yang kaku dan rigid. Pendidik juga harus mempelajari media yang tepat untuk proses pembelajaran jarak jauh ini, agar proses pembelajaran semain efektif, sehingga hak anak untuk memperoleh ilmu terpenuhi. Ketika semangat ini melekat dalam diri pendidik, maka seiring dengan hilangnya badai Covid-19 kitapun semakin kuat keilmuan dan kemampuan mendidik serta mengajarnya sehingga akan mengejar dan membangun kembali kesempatan, program dan impian yang sudah luluh lantak diterjang badai Covid-19. Semoga badai ini cepat berlalu…Aamiin

Dokumentasi Video pembelajaranya bisa dilihat di: https://youtu.be/Sm_xFm6I0n0

 

Juwarto, M.Pd adalah guru mata pelajaran IPA yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan di SMPN 115 Jakarta. Akun facebook: Juwarto Smab.

Bagikan ..

Eyoni Maisa

Bagikan ..